Nakita.id - Belakangan ini, para artis seolah ramai-ramai mengadopsi boneka yang dianggap sebagai anaknya sendiri.
Awalnya fenomena ini ramai setelah Ivan Gunawan banjir kritik dan komentar karena menganggap bonekanya seperti anak sendiri.
Ivan sempat menegaskan bahwa boneka yang dimiliki hanya ia anggap teman untuk menemani aktivitasnnya sehari-hari.
"Seru saja jadi punya mainan, jadi bisa belanja-belanja baju bayi, pokoknya seru-seru sendiri, gila-gila sendiri, bikin happy sendiri saja," kata Ivan Gunawan.
Bahkan Igun, sapaan akrabnya mengatakan boneka tersebut dibuat berdasarkan kemiripan dari mukanya.
"Jadi memang itu dibuat dari muka aku juga, jadi makanya mirip, buat anaknya di Rusia tanpa harus aku ke Rusia," ucapnya.
Tapi, bagaimana fakta mengenai boneka tersebut?
Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari RS EMC Alam Sutera, dr Andri SpKJ FAPM, ia angkat bicara terkait fenomena boneka bayi tersebut.
Pihaknya mengatakan bahwa peran publik figur yang memamerkan boneka tersebut bisa populer dan berpengaruh bagi masyarakat luas.
Sehingga tak heran jadi fenomena yang viral dan diketahui banyak orang.
"Ya karena yang memilikinya dan memamerkannya itu figur publik yang punya akses ke media sosial, jadi makin banyak yang lihat," kata dokter Andri mengutip dari Tribunnews.
Menurut dokter Andri, sebenarnya fenomena ini sudah berlangsung sejak lama.
Bahkan, boneka yang dinilai punya nyawa atau 'boneka arwah' ini pernah diangkat ke dalam film layar lebar sehingga bukan hal baru lagi.
Mulai dari cerita boneka Chucky dan boneka Anabelle yang difilmkan.
"Saya ingat cerita nenek saya dulu di kelenteng Boen Tek Bio, Tangerang, ada Patung Tua Pekong Sumpah. Buat yang ada perselisihan maka bisa sumpah di depan patung itu, jika ada yang berbohong, tidak lama setelah keluar dari kelenteng bisa mati muntah darah, serem kan spirit Doll," kata dia.
Meski demikian, dokter Andri menyebut tak semua orang yang memiliki boneka dan menganggap bonekanya hidup belum tentu mengalami gangguan jiwa.
Hal ini mengingat anak perempuan pun suka memainkan boneka dan dianggap seperti memiliki kehidupan ketika memainkannya.
Andri menegaskan selama manusia yang menganggap boneka tersebut hidup masih sadar dan waras, serta bisa membedakan hal yang nyata dan tidak, mereka tidak memiliki gangguan jiwa.
"Jadi apakah orang yang percaya spirit doll itu alami gangguan jiwa, silakan kembali ke definisi saja. Gangguan jiwa, gangguan pada perilaku, perasaan, perilaku yang menimbulkan penderitaan dan ketidakmampuan pada orang itu sehingga mengganggu kehidupan sehari-harinya," ujarnya.
Ia juga beranggapan bahwa fenomena boneka ini hanya sesaat saja karena bisa jadi didasari pemikiran dan kebudayaan yang dipercaya pemiliknya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat tak perlu memberi perhatian khusus atau reaksi yang berlebihan terhadap fenomena ini.
"Kalau ternyata merawat spirit doll hanyalah bagian dari fenomena sesaat atau juga lebih karena ada pemikiran khusus sesuai kebudayaan yang dia percaya ya biarkanlah, asalkan tidak mengganggu dan menurunkan kualitas hidupnya. Tidak usah diberi perhatian berlebihan juga," pesan dokter Andri.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR