Nakita.id - Stunting menjadi masalah kesehatan pada anak yang dikhawatirkan para orang tua.
Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak karena kurangnya asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi psikososial yang tak memadai.
Salah satu cirinya adalah, tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar anak-anak seusianya.
Disamping pertumbuhan fisik yang terhambat, kondisi ini juga mempengaruhi perkembangan kongnitif dan psikologisnya.
Karenanya, anak-anak stunting biasanya memiliki IQ dibawah rata-rata dan berisiko mengalami depresi.
Pemenuhan nutrisi yang baik terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi salah satu kunci utama mencegah stunting pada anak.
1000 hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati.
Psikolog Anak dan Konselor Laktasi dari PION Clinician, Irma Afriyanti Bakhtiary, M.Psi., Psikolog menekankan pentingnya edukasi mengenai stunting untuk calon orang tua.
"Sebagai orang tua, kita harus mau mencari informasi mengenai pemberian nutrisi yang baik," kata Irma saat diwawancarai oleh Nakita.id, Senin (10/1/2022).
Irma pun menyarankan agar Moms dan Dads mau bekerja sama dalam menerapkan pola hidup sehat.
"Ketika kita sudah berencana untuk punya anak pastikan nutrisi yang cukup untuk diri sendiri dan pasangan," katanya.
"Pastikan pasangan pun harus hidup sehat, karena dengan ayah yang perokok aktif bisa mempengaruhi kesehatan janin," sambungnya.
Kemudian di masa kehamilan, melahirkan hingga masuk ke fase menyusui, diharapkan orang tua mau terus belajar.
"Sebagian besar ibu beranggapan menyusui itu mudah dan enggak perlu dipelajari, ternyata pas sudah praktek kok susah," kata Irma.
"Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) sesegera mungkin. Satu jam setelah melahirkan anak ditaruh di dada ibu. Biarkan mencari puting ibunya untuk menyusui sendiri, ini juga bisa membantu mencegah stunting," lanjutnya.
Selanjutnya, ibu juga sebaiknya mencari tahu mengenai metode pompa ASI (Air Susu Ibu) agar selalu lancar dan apa yang harus dilakukan kalau payudara bengkak.
"Karena tidak tahu harus bagaimana, jadinya stres lalu anaknya dikasih sufor (susu formula) saja deh," katanya.
Irma sangat menyayangkan kondisi ini, sebab ibu sudah diberikan ASI dengan gizi dan nutrisi yang sempurna untuk kebutuhan anak.
Setelah fase pemberian ASI esklusif selama 6 bulan, anak mulai diberi MPASI (Makanan Pendamping ASI).
Irma kembali mengingatkan, disini Moms dan Dads juga harus mencari informasi mengenai pemberian MPASI yang tepat.
"Seperti sekarang MPASI boleh dengan makanan keluarga, hanya saja disesuaikan teksturnya sesuai usia anak," kata Irma
"Kemudian cari tahu makanan apa saja yang baik untuk mencegah stunting," sambungnya.
Kemudian yang paling penting adalah kerjasama antara Moms dan Dads dalam memantau pertumbuhan anak melalui buku KIA (Kesehatan Ibu dan anak).
"Setiap bulan kita kontrakan ke posyandu itu harus benar-benar di cek.
Misalnya ada pertumbuhan yang tidak sesuai dengan kurva," kata Irma.
"Kita harus rajin buka-buka buku KIA agar bisa memantau terus tumbuh kembang anak, jadi stunting pun bisa dicegah," pungkasnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR