Nakita.id - Setiap ibu tentunya ingin melahirkan anak yang sehat dan memiliki tumbuh kembang yang optimal.
Meski begitu, sering kali kita tak menyadari telah melakukan kebiasaan yang tidak sehat selama hamil sehigga meningkatkan risiko anak tumbuh dengan kondisi stunting.
Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak karena kurangnya asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi psikososial yang tak memadai.
Salah satu cirinya adalah, tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar anak-anak seusianya.
dr. Juliawaty Salim, Sp.A, Dokter Spesialis Anak di RS Mitra Keluarga Kemayoran, memaparkan kondisi anak yang berada dalam status stunting.
"Seorang anak dikatakan stanting bila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus 2 deviasi pada kurva pertumbuhan WHO," katanya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Jumat (14/1/2022).
"Penyebabnya karena kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang berkepanjangan," sambungnya.
Lebih lanjut, dr, Julia menekankan pentingnya bagi ibu hamil untuk menghindari hal-hal ini selama masa 9 bulan mengandung untuk mencegah stunting.
Yuk, simak penjelasannya!
1. Tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama hamil
"Selama kehamilan, ibu hamil harus memperhatikan nutrisi yang adekuat," kata dr. Julia.
Dijelaskan bahwa, nutrisi yang adekuat dalam artian mampu mencukupi kebutuhan zat gizi yang lengkap dan seimbang.
"Nutrisi ibu selama hamil harus diperhatikan dengan baik, artinya harus mendapat asupan makronutrien (protein, karbohidrat, lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral)," katanya.
"Pemberian gizi yang baik akan menunjang pertumbuhan janin di dalam kandungan sehingga tidak terjadi risiko stunting di kemudian hari," lanjutnya.
2. Tidak segera mengobati infeksi
Sejumlah infeksi dapat ditularkan ibu hamil ke bayinya melalui plasenta atau pada saat proses persalinan.
"Bila terjadi infeksi yang berulang pada ibu hamil, sebaiknya segera diobati," kata dr. Julia.
"Baik infeksi intrauterin ataupun infeksi lain yang terjadi selama kehamilan," sambungnya.
Infeksi intrauterin terjadi saat persalinan, penyebabnya akibat bakteri yang menginfeksi cairan ketuban, janin dan selaput koriaomnion.
Selain itu, bisa juga terjadi karena infeksi lainnya seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi vagina (bacterial vaginosis atau BV), herpes genital, rubella, cacar dan lainnya.
3. Tinggal di area yang kurang higienis
Kondisi lingkungan juga ternyata mempengaruhi kondisi kesehatan Moms selama mengandung.
"Sanitasi yang buruk, penyediaan air bersih yang kurang, dan tinggal di tempat yang banyak polusi udara, akan membuat ibu hamil rentan terkena infeksi," kata dr. Julia.
Selain itu, faktor lainnya yang mempengaruhi kelahiran stunting bisa dari usia kehamilan.
"Bila hamil pada usia remaja atau hamil dengan interval kehamilan yang pendek itu juga berpengaruh terjadinya stunting," imbuhnya.
Interval kehamilan yang pendek artinya jarak kehamilan terlalu dekat yakni kurang dari 2-3 tahun.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR