Nakita.id - Berapa lama lagi anak akan menempuh pendidikan jenjang selanjutnya?
Selama jangka waktu tersebut, Moms dan Dads tentunya wajib untuk menyiapkan dana pendidikan anak.
Pendidikan anak sangatlah penting untuk masa depannya.
Melalui sekolah, anak mendapatkan pembelajaran yang menjadi bekal untuk dirinya sendiri di masa mendatang.
Namun, dana pendidikan anak yang dibutuhkan ini tidaklah sedikit.
Maka dari itu, Moms dan Dads perlu mempersiapkannya sejak dini.
Salah satu jalan yang ditempuh Moms dan Dads untuk mempersiapkan dana pendidikan anak adalah dengan investasi.
Sebelum mengetahui berapa banyak yang harus diinvestasikan setiap bulannya, Moms dan Dads perlu mengetahui profil risikonya.
Sepenting apa, sih, mengetahui profil risiko sebelum Moms berinvestasi?
Mungkin istilah profil risiko masih asing di telinga Moms.
Pada dasarnya, profil risiko adalah deskripsi tentang seberapa mampu Moms dan Dads menginvestasikan uangnya.
Apabila sudah diketahui profil risikonya, nanti akan ada penghitungan, berapa banyak uang sebaiknya Moms dan Dads investasikan per bulannya.
Namun, menurut Sanny, BSBA, S.E., CFP, financial consultant dari PT. Prudential Life Assurance, hal ini harus disesuaikan kembali dengan kemampuan ekonomi masing-masing keluarga.
"Yang baik itu adalah 10 sampai 30 persen dari pendapatan yang diterima," jelas Sanny, dikutip dari wawancaranya bersama Nakita melalui kanal YouTube Nakita Channel, Jumat (21/1/2022).
"Namun, tetap kembali ke (keadaan) keuangan keluarga masing-masing, karena saya yakin kondisi keuangan setiap keluarga itu berbeda-beda," lanjutnya.
Maka dari itu, perlu bagi setiap Moms dan Dads untuk mengetahui profil risikonya berdasarkan pemasukan.
Disebutkan oleh Sanny, dalam investasi memuat tiga macam profil risiko, yaitu rendah, menengah, dan tinggi.
Ketiganya ditentukan berdasarkan berapa banyak return yang didapat serta seberapa besar risiko yang dibebankan pada Moms dan Dads.
Dalam hal menyusun dana pendidikan anak, menurut Sanny, profil risiko ini juga berpengaruh pada seberapa lama lagi anak akan masuk ke jenjang selanjutnya.
Oleh karena itu, ada baiknya jika Moms dan Dads mengetahui terlebih dahulu berapa lama lagi Si Kecil masuk sekolah.
Sebagai contoh, Si Kecil masih berusia satu tahun.
Artinya, dalam waktu kurang lebih enam tahun, ia akan memulai pendidikannya di jenjang sekolah dasar kelas satu.
Menurut Sanny, apabila rentang waktu yang dibutuhkan masih panjang, Moms tak masalah mengambil investasi dengan risiko yang tinggi.
Tentu saja, hal ini akan berubah seiring berjalannya waktu.
Apakah semakin dekat dengan pendaftaran sekolah anak, maka perlu diubah risiko investasinya? Tentu saja.
Tentunya, semakin dekat kita membutuhkan uang, risiko yang kita terima sebaiknya semakin kecil.
Jika terhitung tiga tahun sebelum pendaftaran sekolah, Moms bisa menggantinya ke risiko menengah.
Baca Juga: Bukan Hanya di Sekolah Negeri, Ternyata Ini Bantuan dari Pemerintah yang Ada di Sekolah Swasta
Menurut Sanny, tipsnya adalah menentukan perencanaan keuangan keluarga yang jelas sebelum menentukan profil risiko ini.
Pengeluaran selama ini yang kurang penting, sebaiknya dikurangi, apalagi tak jarang pengeluaran keluarga banyak dihabiskan di gaya hidup.
Ada baiknya jika Moms dan Dads mengurangi terlebih dahulu hal yang tak penting.
Setelah itu, anggarkan berapa banyak yang hendak digunakan untuk investasi dana pendidikan anak.
Dengan begitu, kegiatan berinvestasi Moms dan Dads dalam mempersiapkan dana pendidikan anak jauh lebih lancar.
Cara untuk menentukan dan memilih investasi yang tepat untuk dana pendidikan anak juga perlu diperhatikan, lo, Moms.
Menurut Sanny, berikut adalah tips yang perlu dilakukan sebelum memilih investasi yang tepat untuk dana pendidikan anak:
1. Menentukan sekolah anak di masa mendatang
Dengan banyaknya jenis sekolah yang ada di Indonesia, perlu bagi Moms untuk menentukan terlebih dahulu yang mana yang cocok untuk anak.
Baca Juga: Bukan Hanya di Sekolah Negeri, Ternyata Ini Bantuan dari Pemerintah yang Ada di Sekolah Swasta
Apakah sekolah negeri atau swasta, berbasis kurikulum nasional atau internasional, dan lain sebagainya.
Tak jarang juga Moms dan Dads berrencana memberikan pendidikan anak secara homeschooling.
"Hal ini yang perlu disepakati terlebih dahulu antara Moms dan Dads," kata Sanny, mengutip dari wawancaranya dengan Nakita di kanal YouTube Nakita Channel.
2. Hitung melalui financial calculator
Setelah menyepakati sekolah seperti apa yang tepat untuk anak, Moms dan Dads bisa mencari tahu estimasi biaya sekolah di masa mendatang.
Akan lebih baik Moms menggunakan financial calculator untuk mengetahui hal ini.
3. Menganggarkan biaya
Terakhir, Moms dan Dads bisa menentukan berapa banyak biaya yang dikeluarkan setiap bulan untuk investasi dana pendidikan anak.
Diperlukan konsistensi untuk menyiapkan dana pendidikan anak melalui investasi.
Baca Juga: Lebih Baik Mana Asuransi Pendidikan atau Tabungan Pendidikan? Begini Kata Perencana Keuangan
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR