Nakita.id - Berikut cara mengatasi rasa stres apabila gagal menyiapkan dana pendidikan anak.
Melakukan perencanaan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan pasangan suami istri.
Dengan perencanaan keuangan yang baik maka pasangan suami istri pun bisa mencapai berbagai tujuannya.
Selain ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari, tujuan yang kerap kali dimiliki pasangan suami istri adalah berniat untuk menyiapkan dana pendidikan anak.
Adanya perencanaan keuangan yang baik memang bisa mempermudah seseorang menyiapkan dana pendidikan dari jauh-jauh hari.
Namun, tidak menutup kemungkinan juga para orang tua bisa saja tetap gagal ketika menyiapkan dana pendidikan anak meskipun sudah melakukan perencaan keuangan dengan baik.
Selain perencanaan keuangan yang baik, kondisi keuangan keluarga juga sangat menentukan berhasil atau tidaknya dana pendidikan anak terkumpul.
Apabila kondisi keuangan terus stabil maka dananya pun akan mudah terkumpul.
Namun, jika kondisi keuangan mendadak tidak stabil maka dana pendidikan anak pun cenderung ikut semakin lama terkumpulnya.
Risiko Jika Orangtua Tidak Menyiapkan Dana Pendidikan Sejak Jauh-jauh Hari
Kesalahan yang paling utama dan kerap kali dilakukan para orangtua adalah menunda-nunda untuk menyiapkan dana pendidikan anak.
Banyak orangtua yang berpikir menyiapkan dana pendidikan anak bisa dilakukan ketika sang buah hati memasuki usia sekolah saja.
Padahal hal tersebut sangatlah berisiko dan jadi pemicu gagal terkumpulnya dana pendidikan anak.
Risiko pertama yang akan terjadi apabila Moms dan Dads tidak menyiapkan dana pendidikan anak adalah tidak bisa memasukkan sang buah hati ke sekolah impiannya.
Kedua, mungkin saja Moms dan Dads akan terlilit utang. Banyak orangtua yang kewalahan ketika sang anak hendak masuk sekolah namun biayanya belum cukup maka memilih untuk berutang.
Ketiga, pengeluaran keuangan pun mungkin saja akan menjadi berantakan.
Hal tersebut yang kerap kali memicu tingkat stres para orangtua. Ketika stres orangtua pun berpotensi tidak bisa mengendalikan emosinya satu sama lain.
Tak heran bila banyak sekali pasangan suami istri yang justru sering berkonflik ketika hendak memasukkan anaknya ke sekolah.
Baca Juga: Bukan Hanya di Sekolah Negeri, Ternyata Ini Bantuan dari Pemerintah yang Ada di Sekolah Swasta
Orangtua Berpotensi Merasa Bersalah Bahkan Stres Ketika Gagal Menyiapkan Dana Pendidikan Anak
Di lubuk hati kebanyakan orangtua tentu saja ingin memberikan yang terbaik untuk para buah hatinya termasuk dari segi pendidikan.
Namun, banyak orangtua yang justru gagal memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya karena keterbatasan biaya.
Kondisi keuangan keluarga memang tidak bisa kita prediksi ke depannya apakah akan tetap stabil atau justru mengalami masalah.
Sehingga tak heran bila banyak sekali orangtua yang justru gagal menyiapkan dana pendidikan anak karena disebabkan oleh kondisi keuangan keluarga yang mendadak menurun.
Banyak orangtua juga yang dihantui rasa bersalah bahkan stres ketika gagal menyiapkan dana pendidikan anaknya.
Orangtua juga kerap kali menyalahkan dirinya ketika sang buah hati tidak bisa masuk sekolah terbaik atau berdasarkan impiannya.
Perasaan bersalah tersebut merupakan hal yang sangat lumrah untuk dirasakan Moms. Namun, rasa bersalah tersebut baiknya segera diatasi sehingga tidak berpotensi memicu rasa stres yang semakin tinggi.
Cara Mengatasi Rasa Bersalah Bahkan Stres Setelah Gagal Menyiapkan Dana Pendidikan Anak
Menurut Dr. Endang Widyorini seorang Psikolog Sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, cara pertama untuk mengatasi rasa bersalah orang tua adalah dengan mengajak anak berdiskusi.
Ceritakan saja pada anak bahwa kondisi keuangan keluarga sedang sulit sehingga Moms dan Dads tidak bisa memasukkan ia ke sekolah yang diinginkan.
"Bisa dengan menjelaskan ke anak sehingga sang buah hati bisa berpikir bahwa kondisi orang tua sedang susah," ungka Dr. Endang dalam peliputan khusus bersama Nakita.id, Selasa (18/1/2022).
Jika diajak berbicara dari jauh-jauh hari Dr. Endang yakin bahwa anak akan memahami.
"Jauh sebelumnya sudah diberi tahu dan anak itu akan lebih mudah memahami, justru saat masa-masa sulit anak itu diajak bicara maka bisa menumbuhkan rasa bersatu dalam keluarga, anak juga bisa merasakan kesulitan yang dialami adalah kesulitan keluarga dan bersama, anak meski baru lulus SD pasti sudah akan paham hal tersebut," sambung Dr. Endang.
Dr. Endang juga kembali menegaskan, ketika sang anak sudah paham maka orangtua tidak perlu lagi merasa bersalah.
"Serta orang tua kalau anaknya sudah memahami, kemudian di sekolah yang baru ia senang maka berpikir positif saja dan tidak perlu merasa bersalah. Apabila masih merasa bersalah maka bisa minta maaf, dan anak pun akan memakluminya," ungkap Dr. Endang.
Dr. Endang juga mengaskan keluarga merupakan suatu sistem yang harus ada keterbukaan, perencanaan, dan toleransi antar anggota di dalamnya.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR