Nakita.id – Untuk mendapatkan rezeki, diperlukan adanya usaha.
Tak hanya itu, doa juga dibutuhkan agar rezeki cepat datang.
Namun, seperti yang dikatakan banyak orang, rezeki tidaklah dapat ditebak.
Ya, terkadang rezeki muncul dari sesuatu yang tidak diduga-duga.
Seperti yang dialami oleh pria satu ini.
Pasalnya, ia tiba-tiba mendapatkan rezeki dari sebuah barang loak.
Tak tanggung-tanggung, ia pun mendapatkan uang miliaran dari barang loak tersebut.
Wah, bagaimana kisahnya, ya?
Yuk, kita simak!
Baca Juga: Kelewat Tajir, Seorang Pria Rela Jual Barang Berharga Ini Cuma untuk Membeli Seekor Ikan
Melansir dari UPI, peristiwa ini rupanya terjadi di Brighton, East Sussex.
Kala itu, seorang pembeli menemukan perabot di toko loak.
Perabot tersebut berupa sebuah kursi rotan.
Karena barang bekas, kursi tersebut dijual hanya seharga 5 pounds atau sekitar Rp 96.493.
Merasa tertarik, ia lantas membeli kursi tersebut.
Namun, ia tidak menyadari bahwa perabot itu memiliki desain yang tidak biasa dan sangat berharga.
Akhirnya, pembeli itu lantas menghubungi seorang penilai.
Dan, secara mengejutkan, penilai itu menyebut benda itu berasal dari sekolah seni avant-garde awal abad ke-20 di Wina, Austria.
Bukan cuma itu, kursi rotan itu juga dirancang oleh pelukis ternama Austria Koloman Moser pada tahun 1902.
Sebagai informasi, moser adalah salah satu seniman terkemuka dari gerakan Pemisahan Wina, yang menolak gaya artistik tradisional.
Kursi itu dipresentasikan untuk dijual di juru lelang Sworders di Stansted Mountfitchet, Essex.
Mengetahui hal tersebut, sang pembeli lantas melelangnya.
Kemudian, barang itu dibeli dealer Austria di telepon seharga 16.250 pounds.
Jika dirupiahkan, sang penjual kursi mendapatkan Rp 3.087.795.761.
Wow, berkali-kali lipat dari harga belinya ya, Moms.
John Black, seorang spesialis di Sworders yang pertama kali menilai karya tersebut, mengaku senang dengan harga jualnya.
"Penjualnya juga senang dan saya pikir mereka perlu duduk setelah diberi tahu berapa harganya," ujarnya.
Wah, untung banget ya, Moms.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR