Nakita.id - Moms, MPASI umumnya mulai dikenalkan saat bayi sudah menginjak usia 6 bulan.
Hal ini bertujuan untuk mengenalkan bayi pada berbagai rasa dan tekstur baru.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian bayi.
Pasalnya, asupan dari ASI saja sudah tidak mencukupi lagi, Moms.
Oleh karenanya, jangan sampai Moms melewatkan tahap krusial ini.
Mungkin Moms lebih senang membuat MPASI dalam jumlah banyak, lalu menyimpannya sebagai stok.
Namun sayang, banyak orangtua yang sebenarnya masih keliru menyimpan MPASI, karena banyak sekali rambu-rambu yang harus diperhatikan.
Lantas, bagaimana cara menyimpan MPASI yang tepat?
Nah, ini dia jawaban menurut dokter gizi anak.
Baca Juga: 3 Cara Menyimpan MPASI yang Benar dan Aman, Dijamin Tahan Lama Sekaligus Nutrisinya Tidak Rusak
dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K), dokter spesialis anak konsultan bidang nutrisi dan penyakit metabolik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, menegaskan terkait cara menyimpan MPASI yang tepat.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah dari suhu penyimpanan MPASI itu sendiri.
"Jangan disimpan sembarangan. Karena, suhu dimana bakteri berkembang biak dengan cepat, yaitu antara 5-60 derajat (Celcius). Itu harus dihindari," jelas dr. Titis saat diwawancarai Nakita pada Kamis lalu (3/2/2022).
"Jadi, kalau mau menyimpan, simpanlah dingin atau simpanlah panas. Jadi, suhu di atas 60 derajat (Celcius) atau di bawah 5 derajat (Celcius) ya," ucapnya.
Kulkas atau freezer seringkali dijadikan sebagai tempat penyimpanan MPASI.
Jika ingin menyimpan MPASI di kulkas, pastikan Moms tetap menjaga suhunya di bawah 5 derajat Celcius.
Sementara, jika ingin menyimpannya di freezer, pastikan suhunya di bawah 15 derajat Celcius ya.
"Kenapa? Karena, kalau misalnya buah potong disimpan di kulkas yang suhunya di bawah 5 derajat (Celcius), itu bisa tahan 2-3 hari. Tapi, kalau daging, telur, itu hanya satu hari. Jadi, harus diperhatikan juga hal-hal tersebut," jelas dr. Titis.
Baca Juga: Tak Hanya Gizi dalam Makanan Si Kecil, Apa Moms Sudah Ketahui Cara Menyimpan MPASI Bayi yang Tepat?
Selain itu, dr Titis juga menyampaikan bahwa penyimpanan MPASI harus benar-benar di tempat tertutup, selain memperhatikan suhu tersebut.
"Kalau langsung dimakan tetapi ada sisa, kalau dalam 2 jam suhu ruangan, harus dibuang," tegasnya.
"Kenapa? Karena, kemungkinan terjadi kontaminasi besar ya," jelasnya.
dr. Titis justru tidak menyarankan para orangtua untuk membiarkan MPASI di suhu ruangan selama lebih dari 2 jam.
"Kadang-kadang, saya ditanya, 'Saya enggak apa-apa tuh, dok, dibiarkan di suhu ruangan lebih dari 2 jam.' Alhamdulillah, itu untung. Nanti, kalau misalnya terkontaminasi, bisa saja sakit," ujar dr. Titis.
"Jadi, jangan biasakan seperti itu. Karena, bisa saja pada saat ini, kita beruntung tidak ada kuman yang terlalu banyak," tambahnya.
"Tapi, kalau satu waktu kita lupa, itu bisa menjadi salah satu penyebab sakitnya anak kita," lanjutnya.
Oleh karenanya, pastikan Moms sudah benar-benar menyimpan MPASI dengan tepat, ya.
Lalu, bagaimana untuk MPASI yang sudah dicampur, seperti nasi tim campur?
Baca Juga: Menu MPASI Nasi Tim dan Ikan Tuna yang Tinggi Protein, Coba Yuk!
dr. Titis menyarankan untuk menyimpan MPASI yang sudah dicampur tersebut ke dalam freezer.
"Karena, freezer itu mampu lebih panjang waktunya (penyimpanannya). Bisa bulanan," terang dr. Titis.
dr. Titis menyampaikan bahwa proses penyimpanan MPASI dalam freezer hampir sama dengan proses penyimpanan ASI, dari cara membekukan hingga cara mencairkannya.
"Kita keluarkan bongkahan atau banyaknya yang akan dimakan oleh anak setelah dicairkan," ungkapnya.
Apabila MPASI tidak habis? Tentu harus dibuang, Moms.
"Itu yang menjadi penting, juga diperhatikan oleh para ibu," tutup dr. Titis.
Itulah cara menyimpan MPASI yang tepat, Moms.
Sekaligus, cara mencairkan MPASI apabila ingin disajikan untuk bayi.
Semoga bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Panduan Sebelum Memulai MPASI untuk Bayi menurut Ahli, Moms Wajib Baca, Jangan Sampai Bingung Lagi
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR