Nakita.id - Bersin merupakan bentuk dari perlawanan sistem kekebalan tubuh karena tubuh telah mengidentifikasi organisme yang masuk ke tubuh.
Oleh sebab itu, bersin terjadi karena tubuh manusia ingin mengeluarkan organisme tersebut.
Bersin ini juga bahkan memiliki beberapa manfaat yang bisa mengeluarkan atau mencegah infeksi hingga iritasi.
Meski demikian, melakukan bersin ini memang harus dengan etika yang benar agar tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.
Mengutip dari Mayo Clinic, inilah etika bersin yang benar.
- Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu atau lengan baju dalam. Hal ini agar virus tidak menyebar ke udara dan menular ke orang lain.
- Segera buang tisu yang telah dipakai ke tempat sampah.
- Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol.
- Gunakan masker.
Baca Juga: Cara Bersin Hingga Daya Tahan Tubuh Anak Ternyata Turunan Dari Orangtua
Jangan lakukan hal berikut saat bersin, terlebih ditempat umum.
- Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
- Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk/bersin.
- Membuang ingus akibat bersin di sembarang tempat.
- Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat.
- Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
Tak hanya itu, saat bersin seseorang dilarang menahan atau bahkan menutup hidung dan mulutnya lho Moms.
Mengutip dari GridHEALTH, seorang pria berusia 34 tahun yang berasal dari Leicester, Inggris dilarikan ke Unit Gawat Darurat dengan tenggorokan pecah karena mencoba menahan bersin.
Pria tersebut berkata bahwa ia merasakan sensasi "meletup" di lehernya, segera diikuti oleh rasa sakit dan kesulitan menelan serta berbicara setelah berusaha menahan bersin.
Dari hasil pemeriksaan diketahui, nyeri saat ditekan serta bengkak di sekitar tenggorokan dan lehernya.
Untuk evaluasi lebih lanjut, dokter menyarankan ronsen yang menunjukkan udara keluar dari batang tenggorokan melalui jaringan lunak di leher yang pecah.
Alhasil, pria itu harus diberi makan dengan selang selama beberapa hari ke depan agar jaringannya sembuh.
Pria itu akhirnya dipulangkan setelah menghabiskan seminggu di rumah sakit dan kemudian mengalami masa pemulihan yang lancar.
Dari kasus tersebut, menutup hidung atau mulut saat bersin dikatakan berbahaya.
Hal itu berisiko menyebabkan perforasi spontan pada faring.
Diagnosis dan intervensi yang tertunda dapat menyebabkan komplikasi potensial.
Tindakan tersebut juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti pneumomediastinum (udara yang terperangkap di dada di antara kedua paru-paru), perforasi membran timpani (gendang telinga berlubang) atau bahkan bisa semamkan pecahnya aneurisma otak (pembengkakan pembuluh darah di otak).
"Menghentikan bersin dengan menutup lubang hidung dan mulut adalah manuver yang berbahaya dan harus dihindari," demikian menurut para dokter di departemen THT di Leicester Royal Infirmary.
Baca Juga: Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR