Hal pertama yang wajib dilakukan Dads adalah harus mampu memvalidasi emosi istri.
"Pertama, adalah terima perasaan yang sedang dirasakan oleh istri. Jadi, ketika istri sedang cemas, takut, kemudian hal itu dikomunikasikan pada suami, jangan dibilang, ‘Udahlah enggak usah takut, ngapain sih dicemasin? Udah senang-senang aja’ itu sebenarnya boleh dilakukan, tapi yang paling utama adalah memvalidasi emosi dari istri," tutur Marcelina dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Sabtu, (31/1/2022).
Mungkin suami terkadang merasa bingung atau serba salah ketika menghadapi istrinya yang sedang hamil dan menjelang persalinan.
Menurut Marcelina, para Dads tak perlu merasa bingung, cukup cari tahu saja apa yang membuat istri cemas.
"Sebenarnya enggak usah bingung, kalau istrinya lagi cerita suami cukup ngomong gini, ‘Oh, kamu cemas ya karena ini’ nah, itu dibilangin saja. Kalau memang benar istrinya lagi cemas, atau lagi takut berdasarkan yang suaminya tanya pasti istri bakal mengiyakan, kalaupun tidak benar pasti istrinya pun akan mengoreksi, tapi dengan begitu kan istri sudah berusaha mengutarakan apa perasaan dia," ungkap Marcelina.
2. Suami Berperan Sebagai Komunikator Antara Istri dan Keluarganya
Di Indonesia, banyak sekali orang yang sudah menikah tapi masih tinggal bersama orangtuanya.
Baik itu orang tua laki-laki, ataupun orangtua perempuan. Namun, kebanyakan perempuan lah yang ikut tinggal bersama keluarga laki-laki.
Ketika masih tinggal bersama keluarga suami, maka akan ada andil dari orangtua Dads kepada kehidupan rumah tangga yang dijalani.
Kondisi itulah yang kerap kali membuat istri merasa tertekan.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR