Nakita.id - Para Dads wajib paham, begini peran penting ayah menjelang proses persalinan.
Seseorang yang terlihat bertanggung jawab penuh atas kehamilan memang ibu.
Karena ibulah yang akan mengalami kehamilan tersebut, serta ibulah yang akan merasakan pertama kali gerakan sang buah hati sejak berada di dalam perut.
Selama hamil hingga melahirkan memang ibu yang berkontribusi banyak untuk sang buah hati.
Sedangkan, kebanyakan Dads akan fokus mencari nafkah.
Banyak Dads yang rela kerja keras demi bisa membuat sang istri yang sedang hamil mengonsumsi makanan bergizi setiap harinya.
Selain itu, para Dads juga lebih fokus mempersiapkan biaya persalinan sang buah hati.
Namun, sebenarnya peran penting ayah bukan sekadar mencari uang saja, lo.
Ada beberapa peran penting ayah yang bisa membantu proses persalinan berjalan lancar.
Berikut beberapa peran penting ayah agar proses persalinan berjalan lancar menurut Marcelina Melisa, M.Psi, Psikolog Praktik Bersama Tiga Generasi di Brawijaya Clinic Kemang, Jakarta Selatan.
1. Memvalidasi Emosi Istri
Hal pertama yang wajib dilakukan Dads adalah harus mampu memvalidasi emosi istri.
"Pertama, adalah terima perasaan yang sedang dirasakan oleh istri. Jadi, ketika istri sedang cemas, takut, kemudian hal itu dikomunikasikan pada suami, jangan dibilang, ‘Udahlah enggak usah takut, ngapain sih dicemasin? Udah senang-senang aja’ itu sebenarnya boleh dilakukan, tapi yang paling utama adalah memvalidasi emosi dari istri," tutur Marcelina dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Sabtu, (31/1/2022).
Mungkin suami terkadang merasa bingung atau serba salah ketika menghadapi istrinya yang sedang hamil dan menjelang persalinan.
Menurut Marcelina, para Dads tak perlu merasa bingung, cukup cari tahu saja apa yang membuat istri cemas.
"Sebenarnya enggak usah bingung, kalau istrinya lagi cerita suami cukup ngomong gini, ‘Oh, kamu cemas ya karena ini’ nah, itu dibilangin saja. Kalau memang benar istrinya lagi cemas, atau lagi takut berdasarkan yang suaminya tanya pasti istri bakal mengiyakan, kalaupun tidak benar pasti istrinya pun akan mengoreksi, tapi dengan begitu kan istri sudah berusaha mengutarakan apa perasaan dia," ungkap Marcelina.
2. Suami Berperan Sebagai Komunikator Antara Istri dan Keluarganya
Di Indonesia, banyak sekali orang yang sudah menikah tapi masih tinggal bersama orangtuanya.
Baik itu orang tua laki-laki, ataupun orangtua perempuan. Namun, kebanyakan perempuan lah yang ikut tinggal bersama keluarga laki-laki.
Ketika masih tinggal bersama keluarga suami, maka akan ada andil dari orangtua Dads kepada kehidupan rumah tangga yang dijalani.
Kondisi itulah yang kerap kali membuat istri merasa tertekan.
Di situlah peran suami dibutuhkan supaya bisa menjadi komunikator.
"Kalau memang kebetulan tinggalnya bareng dengan keluarga suami, mungkin sering ada yang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungan sekitar, nah suami harus bisa berfungsi sebagai komunikator antara istri, dan keluarganya," jelas Marcelina.
Dengan begitu, bisa mencegah istri agar tidak mudah tertekan ataupun stres.
"Jadi, menahan tekanan juga yang dirasakan oleh istrinya, karena kalau lagi hamil kan tidak boleh stres. Kalau stres kan dapat memberikan dampak buruk bagi perkembangan janin, dan juga ibu hamilnya sendiri," ucap Marcelina.
3. Cari Teman Berbicara untuk Istri
Apabila istri masih terus merasa cemas, tak ada salahnya juga Dads mencarikan teman yang bisa mengajak istri berdiskusi.
Misalnya, sahabat ataupun kerabat. Siapa tahu, berdiskusi dengan orang lain bisa membuat istri mendapatkan masukan dan bisa mengetasi rasa cemasnya tersebut.
"Kalau istri masih terus merasakan cemas, suami juga boleh mencarikan teman berbicara untuk istri. Terkadang istri bingung cerita terus di rumah, tapi tidak ada penyelesaian, tidak ada masukan juga," ujar Marcelina.
4. Mengambil Keputusan yang Tepat
Menurut Lenny N. Rosalin, SE, .Sc., M.Fin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), apabila disangkutpautkan dengan kesetaraan gender, maka peran suami juga sangat penting dalam proses persalinan.
Lenny mengatakan, para ayah diharapkan bisa memberikan bantuan setelah proses persalinan.
Selain itu, parah ayah juga harus mempu mengambil keputusan yang tepat saat dibutuhkan.
"Ayah diharapkan bisa berdiskusi dengan ibu, sehingga setelah proses persalinan ayah juga bisa memberikan bantuan, bahkan keputusan-keputusan yang tepat saat dibutuhka," ujar Lenny dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Rabu (9/2/2022).
"Contohnya, misalnya dokter memberikan informasi, ‘Ibu, ini bayinya bisa lahir normal. Tapi, di last minute karena mungkin ibunya stress tiba-tiba harus operasi’ nah, itu kan kesiapan mentalnya, ya. Saat itulah, suami harus memberi keputusan yang tepat saat dibutuhkan," sambung Lenny.
5. Mengenali Tanda-tanda Persalinan
Lenny juga mengatakan, seorang Dads penting sekali untuk mengetahui tanda-tanda persalinan.
Sehingga, ketika tanda-tanda persalinan tersebut dirasakan Moms, Dads bisa segera mengantarkan istri ke rumah sakit.
Selain itu, Dads juga harus mendampingi sang istri ketika menjalani proses persalinan.
"Jadi, peran ayah disini tentunya harus mengetahui, mengenali tanda-tanda persalinan, mengenali tentang masalah atau bahaya yang akan terjadi pada saat persalinan karena ini kan taruhannya nyawa, dan juga mengantarkan istrinya ke fasilitas pelayanan kesehatan, mendampingi selama proses persalinan," ucap Lenny.
Setalah melahirkan, Lenny juga mengungkapkan suami harus memberikan dukungan kepada Moms yang sedang menyusui.
"Penting juga suami perlu mendukung ibu dalam menyusui, dukungan dari suami sangat penting sekali. Kemudian, memastikan biaya persalinan, jaminan kesehatan harus tersedia, terus juga harus menyiapkan kebutuhan ibu dan bayi pasca persalinan," tutup Lenny.
Jadi, sebetulnya peran ayah disini tidak hanya dalam proses persalinan tapi juga sebelum, pada saat, dan juga pasca persalinan.
Baca Juga: Bukan Hanya Karena Bayinya yang Terlalu Besar, Ini Penyebab Proses Persalinan Berjalan Lama
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR