Pasalnya, Moms yang usianya masih muda tentu saja masih subur dan mudah sekali hamil, maka dari itu harus memilih alat kontrasepsi yang memang tingkat kegagalannya rendah.
"Misalnya, menggunakan implan, IUD, menggunakan obat seperti suntikan katakanlah satu bulan sekali ini juga bagus.
Kenapa saya cenderung mengarahkan kepada alat kontrasepsi yang kegagalannya rendah? Karena kan ini masih sangat subur dan mudah sekali hamil, maka gunakanlah alat-alat kontrasepsi yang kegagalannya rendah," ungkap dr. Hasto.
dr. Hasti juga menegaskan, apabila usia Moms masih muda kemudian menggunakan pil, suntik, atau kondom sekalipun, potensi terjadinya kehamilan masih sangat besar.
"Kalau pakai pil itu sering lupa, kalau umur muda lupa minum pil, lupa suntik, salah pakai kondom maka mudah hamil," ujar dr. Hasto.
Baca Juga: Malu Ketika Bentuk Badan Berubah Drastis? Begini Cara Mengatasi Insecure Ketika Menjelang Persalinan
Tujuan memakai alat kontrasepsi
Selain usia, pertimbangan lain yang harus dilakukan adalah melihat sisi kepentingan atau tujuan Moms memasang alat kontrasepsi itu apa?
Misalnya, ada orang yang memasang alat kontrasepsi untuk memberi jarak antara kehamilan satu dan selanjutnya.
"Ada orang yang menggunakan alat kontrasepsi itu agar jaraknya tidak berdekatan antara kehamilan sekarang dengan kehamilan yang akan datang. Karena ini harus dikontrol dengan baik, karena semakin dekat jaraknya apalagi kurang dari dua tahun, ini berpotensi terjadinya stunting," ucap dr. Hasto.
Moms yang ingin hamil lagi juga disarankan jangan memasang alat kontrasepsi yang permanen.
"Apabila keperluannya ingin hamil lagi, maka disarankan jangan memasang alat kontrasepsi yang permanen. Contoh yang permanen itu adalah tubektomi, vaseketomi, artinya steril untuk istri, dan steril untuk laki-laki," jelas dr. Hasto.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR