Nakita.id - Moms wajib tahu, ternyata ini pentingnya memilih alat kontrasepsi jelang persalinan.
Ketika hendak menjalani proses persalinan, sebagian besar orang lebih fokus tentang bagaimana cara melewati proses tersebut dengan baik.
Pasalnya, setiap pasangan suami, istri tentu saja ingin anaknya terlahir sehat dan sempurna.
Tak hanya itu, kebanyakan Moms juga lebih fokus tentang bagaimana cara menjadi orangtua baru.
Moms dan Dads berupaya mati-matian melakukan banyak hal untuk merawat sang buah hati agar selalu sehat ketika sudah lahir ke dunia.
Namun, ada yang sering kali Moms lupakan yakni kesehatan diri Moms sendiri.
Salah satu menjaga kesehatan setelah melahirkan adalah dengan langsung memasang alat kontrasepsi.
Akan tetapi, masih banyak orang yang menolak langsung memasang alat kontrasepsi setelah melahirkan.
Banyak yang merasa takut ataupun bingung ingin memilih jenis alat kontrasepsi apa yang ingin digunakan.
Pentingnya Memilih Alat Kontrasepsi Jelang Persalinan
Memilih kontrasepsi sendiri sebenarnya harus Moms lakukan dari jauh-jauh hari sebelum terjadinya persalinan.
Moms diharapkan mencari tahu terkait kelebihan dan kekurangan dari beberapa jenis alat kontrasepsi.
Konsultasikan juga kepada dokter, kira-kira alat kontrasepsi apa yang pas digunakan Moms.
Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Ketua Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berharap, para Moms sudah paham terkait alat kontrasepsi sebelum melahirkan.
"Memang kita berharap ya, konseling pada alat kontrasepsi ini sudah dipahamkan sebelum melahirkan. Sehingga, ketika melahirkan itu harapannya sudah tidak perlu memikirkan lagi, karena sudah tahu jenis alat kontrasepsi yang ingin digunakan," ungkap dr. Hasto dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Senin (7/2/2022).
Akan tetapi, dr. Hasto juga mengatakan ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum Moms memilih alat kontrasepsi.
Apa saja, ya?
Usia
dr. Hasto menjelaskan, pemasangan alat kontrasepsi harus disesuaikan dengan usia.
Apabila Moms usianya masih sangat muda, maka pilihlah alat kontrasepsi yang memang benar-benar kuat dan minim kegagalannya.
"Tentu banyak hal yang harus menjadi pertimbangan. Contohnya, ketika usia masih sangat muda sekitar 20-35 tahun ini kan usia yang masih sangat produktif maka ini harus betul-betul kuat, kontrasepsinya harus betul-betul bagus yang tingkat kegagalannya sedikit," sambung dr. Hasto.
Pasalnya, Moms yang usianya masih muda tentu saja masih subur dan mudah sekali hamil, maka dari itu harus memilih alat kontrasepsi yang memang tingkat kegagalannya rendah.
"Misalnya, menggunakan implan, IUD, menggunakan obat seperti suntikan katakanlah satu bulan sekali ini juga bagus.
Kenapa saya cenderung mengarahkan kepada alat kontrasepsi yang kegagalannya rendah? Karena kan ini masih sangat subur dan mudah sekali hamil, maka gunakanlah alat-alat kontrasepsi yang kegagalannya rendah," ungkap dr. Hasto.
dr. Hasti juga menegaskan, apabila usia Moms masih muda kemudian menggunakan pil, suntik, atau kondom sekalipun, potensi terjadinya kehamilan masih sangat besar.
"Kalau pakai pil itu sering lupa, kalau umur muda lupa minum pil, lupa suntik, salah pakai kondom maka mudah hamil," ujar dr. Hasto.
Baca Juga: Malu Ketika Bentuk Badan Berubah Drastis? Begini Cara Mengatasi Insecure Ketika Menjelang Persalinan
Tujuan memakai alat kontrasepsi
Selain usia, pertimbangan lain yang harus dilakukan adalah melihat sisi kepentingan atau tujuan Moms memasang alat kontrasepsi itu apa?
Misalnya, ada orang yang memasang alat kontrasepsi untuk memberi jarak antara kehamilan satu dan selanjutnya.
"Ada orang yang menggunakan alat kontrasepsi itu agar jaraknya tidak berdekatan antara kehamilan sekarang dengan kehamilan yang akan datang. Karena ini harus dikontrol dengan baik, karena semakin dekat jaraknya apalagi kurang dari dua tahun, ini berpotensi terjadinya stunting," ucap dr. Hasto.
Moms yang ingin hamil lagi juga disarankan jangan memasang alat kontrasepsi yang permanen.
"Apabila keperluannya ingin hamil lagi, maka disarankan jangan memasang alat kontrasepsi yang permanen. Contoh yang permanen itu adalah tubektomi, vaseketomi, artinya steril untuk istri, dan steril untuk laki-laki," jelas dr. Hasto.
Namun, ada juga orang yang ingin memakai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
"Ada juga untuk menunda kehamilan, karena ada perempuan yang sudah menikah usia 14 tahun, sering kali jadi pertanyaan boleh KB atau tidak? Ya, justru boleh. Tapi, jangan memakai yang berat," ucap dr. Hasto.
Namun, bagi anak yang usianya masih belasan tahun kemudian ingin pasang alat kontrasepsi, maka ada pertimbangan khusunya.
Pertimbangan khusus memakai alat kontrasepsi menurut BKKBN
dr. Hasto menegaskan, bagi anak usia 14 tahun yang ingin memakai alat kontrasepsi, usahakan jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon.
Pasalnya, anak 14 tahun sendiri masih dalam masa pertumbuhan, kandungan hormon di alat kontrasepsi bisa menganggu pertumbuhan dari anak tersebut.
Misalnya, tulangnya yang masih tumbuh panjang, itu akan terganggu apabila menggunakan KB yang mengandung hormon.
Karena hal tersebut pula, diharapkan agar para perempuan Indonesia bisa menikah di usia yang memang benar-benar cukup jangan terlalu muda dan jangan terlalu tua.
"Sehingga, alangkah bagusnya nikah itu di usia yang sudah tidak tumbuh, kita berharap perempuan menikah di atas 19 tahun. Tapi, juga jangan sampai lebih dari 35 tahun karena terlalu tua, sehingga nikah itu jangan terlalu tua, terlalu muda, jangan kurang dari 20 tahun, jangan lebih dari 35 tahun, hamilnya jangan terlalu sering kalau bisa jaraknya 3 tahun lebih, dan jangan terlalu banyak anaknya," harap dr. Hasto.
Kalau untuk anak yang usianya masih belasan tahun, maka alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah kondom ataupu IUD mini.
Namun, ketika menggunakan IUD anak-anak usia 14 tahun diharapkan bisa menjaga kebersihan dari vaginanya supaya tidak terjadi infeksi.
"Maka bisa menggunakan kondom, kalau mau pakai IUD ya bisa yang mini. Tapi, kalau pakai IUD harus menjaga kebersihan betul jangan sampai keputihan dan infeksi supaya tidak menimbulkan masalah untuk kehamilan yang akan direncanakan," tutup dr. Hasto.
Baca Juga: Penting atau Tidak Bahas Alat Kontrasepsi Dalam Pendidikan Seksual Kepada Anak? Begini Jawabannya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR