Nakita.id - Kehidupan pernikahan rasanya tak lengkap kalau tak dibumbui dengan konflik.
Namun apabila masalahnya sudah terlanjur besar dan terus berkelanjutan, tentunya bisa gawat ya!
Saat pasangan suami istri bertengkar, ada yang lebih memilih untuk menghindar dan mendiamkan satu sama lain.
Tindakan seperti ini dikenal dengan istilah silent treatment atau memberi perlakuan diam.
Saat melakukan silent treatment, biasanya seseorang menolak bicara bahkan menghindari kontak mata dengan pasangannya selama berhari-hari.
Melalui aksi ini salah satu pihak ingin menegaskan kontrolnya atas hubungan dan membuat pasangannya merasa bersalah lalu minta maaf.
Sayangnya, perilaku semacam ini ternyata tidak sehat dan dapat membahayakan hubungan pernikahan loh!
Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog dari Lembaga Konsultasi Psikologi Positive Consulting Semarang menyebutkan bahaya silent treatment dalam pernikahan.
"Silent treatment ini paling sering dilakuka wanita, tapi tidak sedikit juga pria yang melakukannya juga," kata Sukma dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (16/2/2022).
Sekma menjelaskan, sebetulnya silent tratment ada manfaatnya juga kalau dilakukan dengan benar.
"Ada sisi positifnya kalau memang silent treatment itu digunakan saat kita sedang butuh jeda untuk diri sendiri setelah bertengkar dengan pasangan," katanya.
"Kita diam dulu enggak apa-apa, tapi juga harus ada batas waktu supaya tidak berlama-lama (melakukan silent treatment)," sambungnya.
Sukma menjelaskan, kita harus memahami konsep silent treatment dan tujuannya untuk apa.
Manfaatkan perlakuan diam ini untuk meredakan emosi dan berdamai dengan diri sendiri setelah bertengkar.
"Diam yang kita ambil itu untuk menyelesaikan emosi, bisa dengan meditasi, self healing, atau praktik mindfulness," kata Sukma.
"Banyak yang bisa kita lakukan untuk memanfaatkan jeda saat terjadi konflik supaya bisa membaik kembali hubungannya," lanjutnya.
Namun, Sukma menyayangkan banyak yang salah paham mengartikan silent treatment sebagai bentuk hukuman.
"Jadi silent treatment ini mohon dimaknai bukan sebagai cara untuk menghukum pasangan kita," kata Sukma.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, banyak yang melakukan silent treatment dengan harapan pasangannya mengalah dan minta maaf.
"Yang benar adalah mengambil jeda untuk berdamai dengan diri sendiri dan pasangan," kata Sukma.
"Jadi jangan menggunakan silent treatment sebagai cara untuk menghukum pasangan," lanjutnya.
Hal ini karena, setiap konflik dalam rumah tangga tentu tak lepas dari peran suami dan istri yang terlibat.
"Ketika ada konflik selalu ada dua orang yang salah meskipun porsi salahnya beda-beda," kata Sukma.
"Bisa jadi pasangan kita yang lebih besar salahnya tapi tidak menutup kemungkinan kita juga berkontribusi di situ," sambungnya.
Oleh karenanya, tidak baik jika salah satu pihak melakukan silent treatment dan berharap pasangannya yang minta maaf.
Sebab, ada kemungkinan kedua pihak juga sama-sama melakukan kesalahan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR