Nakita.id - Ginjal jadi salah satu organ vital yang paling penting.
Ginjal berfungsi untuk menyaring limbah dari tubuh.
Moms perlu memprioritaskan untuk selalu menjaga kesehatan ginjal.
Dengan begitu, Moms bisa mengurnagi risiko terjadinya gagal ginjal.
Gagal ginjal bisa terjadi ketika ginjak tidak bisa bekerja secara optimal.
Penyakit ginjal biasanya sangat sulit terdeteksi.
Itulah mengapa penyakit ini bisa diketahui ketika gejalanya sudah sangat parah.
Namun, penyakit ginjal bisa diprediksi dari kuku.
Dilansir American Academy of Dermatology, jika kuku memiliki ciri-ciri seperti berikut ini bisa jadi itu pertanda penyakit ginjal, yang sudah seharusnya mendapatkan perawatan intensif dari dokter.
Penyakit ginjal dapat memengaruhi kuku.
Penampilan ginjal akan berubah tak seperti biasanya.
Kuku kaki, atau keduanya pasti terlihat berbeda.
Orang yang memiliki penyakit ginjal dapat dilihat dari kuku dengan tanda:
- Warna putih pada bagian atas.
- Satu atau lebih kuku memiliki kuku cokelat hingga kemerahan di bawah.
- Tampilan kuku terlihat lebih pucat.
- Terlihat seperti pita putih melintang di satu, 2 atau lebih kuku.
Kuku bisa mengungkapkan kondisi kesehatab seseroang.
Tak hanya itu saja penyakit ginjal juga memengaruhi kulit menjadi lebih kasar dan bersisik.
Kulit jadi kian gatal dan merupakan gejala umum penyakit ginjal.
Gak cuma kuku, gejala penyakit ginjal juga bisa terdeteksi akan perubahan warna kulit.
Ini terjadi ketika ginjal berhenti bekerja dari sebagaimana mestinya.
Racun menumpuk di tubuh inilah yang menyebabkan perubahan warna pada kulit.
Hati-hati jika kulit berubah dari salah satu berikut ini:
- Warna pucat yang tidak sehat.
- Warna abu-abu, warna kulit tampak kekuningan.
Temui dokter jika Moms melihat adanya perubahan pada kuku jari, tangan kaki, atau kulit.
Baca Juga: Bukan Hanya Ginjal, Ternyata Terlalu Banyak Mengonsumsi Air Putih Juga Berbahaya Kepada Otak
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | American Academy of Dermatology |
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR