"Jadi orang sering enggak sadar, kecuali kalau si ibunya memang speak up," lanjutnya.
Alasan selanjutnya, masyarakat memiliki stigma terhadap peran wanita sebagai seorang ibu.
"Masih ada pandangan-pandangan bahwa ibu itu harus sempurna dan bisa segalanya," kata Erika.
"Ketika seorang wanita menjadi istri, dia baru akan sempurna dan memenuhi kodratnya kalau sudah punya anak," lanjutnya.
Erika menjelaskan, padahal belum tentu semua wanita yang sudah menikah memang siap untuk jadi seorang ibu.
"Misalnya ibunya ini belum siap dan belum kepengen untuk punya anak tapi ada tuntutan dari eksternal untuk memenuhi kodrat harus memberikan anak," katanya.
"Ketika itu terjadi, tentunya akan berpengaruh pada kondisi kesehatan mental ibunya," kata Erika.
"Belum lagi kalau ibu ini punya trauma yang belum diselesaikan di masa lalu," lanjutnya.
Lebih lanjut ia memberikan tips, bagaimana cara supaya kesehatan mental tidak lagi disepelekan oleh pasangan, keluarga, lingkungan, dan bahkan oleh ibu itu sendiri.
"Semua orang harus melek dengan informasi dan edukasi terkait dengan kesehatan mental," kata Erika.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR