Nakita.id - Belakangan, harga minyak goreng mulai naik tak terkendali.
Tak hanya itu, stok minyak goreng di pasaran hingga saat ini mengalami kelangkaan.
Terbukti, banyak yang rela antre panjang untuk mendapatkan minyak goreng.
Padahal belum lama ini, pemerintah sudah mulai menetapkan harga eceran tertinggi (HET).
Lalu mengapa harga minyak goreng di pasaran masih meningkat tajam?
Dan mengapa terjadi kelangkaan stok minyak goreng di Indonesia?
Menjawab berbagai pertanyaan tersebut, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membeberkan faktanya.
Mengutip dari Kompas, Muhammad Lufi menyampaikan dua kemungkinan penyebab kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Pertama, karena adanya kebocoran stok minyak goreng untuk industri yang kemudian harganya dijual denganharga tinggi, tidak sesuai patokan pemerintah.
Kedua, karena adanya penyelundupan dan juga penimbunan dari sejumlah oknum nakal.
Padahal faktanya, stok minyak goreng yang dimiliki pemerintah cukup banyak, bahkan melimpah.
"Ini kita bicara seluruh Indonesia, 390 juta liter ini untuk seluruh Indonesia, per kemarin itu sudah 415 juta liter hanya dalam 20 hari," ujar Lutfi, Rabu (9/3/2022), dilansir Kompas.
"Jadi ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum," imbuhnya.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Ombudsman Republik Indonesia.
Pihaknya menemukan banyak kasus penimbunan minyak goreng.
Penimbunan tersebut dilakukan oleh sejumlah oknum membuat harga mahal dan stok barang di pasaran menjadi langka.
"Pertama adalah penimbunan. Harapannya, satgas pangan bereaksi cepat. Ketegasan juga diperlukan."
"Ketika satgas pangan tegas, upaya penimbunan bisa diminimalisasi," kata anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, Selasa (8/2/2022), dikutip dari Kompas.
Sehingga akhirnya minyak goreng dibuat langka karena adanya oknum di pasar modern yang menawarkan minyak tersebut ke pasar tradisional.
"Jadi memang dibuat langka karena ada oknum di pasar modern menawarkan kepada penjual di pasar tradisional untuk membeli minyak goreng," imbuhnya.
Lebih lanjut, Yeka mengungkapkan panic buying juga menjadi penyebab minyak goreng langka dan mahal.
Hal tersebut terjadi karena ketidakjelasan informasi dan jaminan mengenai ketersediaan minyak goreng di pasaran, sehingga masyarakat memborong minyak untuk mencukupi kebutuhannya.
"Karena (minyak goreng) yang dibeli oleh warung-warung hari ini tidak untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tapi untuk kebutuhan dua minggu hingga satu bulan ke depan," kata Yeka.
Selain itu, sikap pengusaha sawit yang tak mematuhi domestic market obligation (DMO).
Hal tersebut juga menjadi penyebab minyak goreng langka dan mahal di pasaran.
Sesuai aturan Kementerian Perdagangan, kebijakan DMO 20 persen dari volume ekspor diterapkan untuk mencegah kelangkaan minyak goreng.
"Kedua, DMO dipatuhi, tapi CPO hasil DMO itu tidak pernah sampai ke pabrik pengolahan minyak goreng, namun diduga mengalir ke pihak lain," kata anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak, Kamis (10/3/2022) mengutip dari Tribunnews.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR