Jika terjadi, maka dokter harus selalu memantau kondisi ibu hamil melalui USG dan mengukur perut ibu hamil.
2. Kelahiran prematur
Kelahiran prematur sendiri umumnya terjadi sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu.
Kemudian, bayi yang lahir prematur memiliki berat badan kurang dari 2.500 gram.
Bahkan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi jangka panjang sejak baru lahir, seperti keterbelakangan mental, cerebral palsy, kehilangan penglihatan, serta gangguan pendengaran.
3. Kematian
Terakhir, kehamilan kembar juga lebih berisiko mengalami kematian pada satu atau semua bayi.
Apabila hal tersebut terjadi, biasanya dokter akan menentukan apakah akan tetap mempertahankan kehamilan demi salah satu bayi, atau langsung dilakukan persalinan.
Jika kehamilan bersifat dikorionik (terdapat dua chorion), maka persalinan tidak bisa langsung dilakukan.
Namun, jika hanya memiliki chorion tunggal, kematangan janin akan dinilai untuk melihat apakah persalinan perlu segera dilakukan dengan mempertimbangkan risiko bayi prematur atau risikonya jika tetap berada dalam kandungan.
Sebagai informasi, chorion merupakan selaput yang membentuk bagian janin dari plasenta.
Kembar fraternal (tak identik) selalu memiliki dua chorion, sedangkan kembar identik dapat memiliki satu atau dua chorion.
Nah, itu dia beberapa gejala risiko saat hamil kembar.
Lupa apa saja gejala risiko saat hamil kembar? Cek halaman 3 untuk jawabannya. (*)
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR