Nakita.id - Gelaran MotoGP di sirkuit Mandalika kemarin Minggu (20/2/2022) menuai perhatian masyarakat dunia.
Salah satu yang paling disorot adalah kehadiran pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Rara ini terlihat melakukan ritual untuk menghentikan hujan yang mengguyur deras sirkuit Mandalika.
Diketahui belakangan kalau jasa Mbak Rara direkomendasikan oleh Erick Thohir untuk memodifikasi cuaca demi kelancaran acara.
Namun tentu saja, hal ini mendapatkan pro dan kontra.
Mengingat Rara, sang pawang hujan unjuk gigi di skala balapan internasional yang disaksikan oleh dunia.
Aksi pawang hujan ini juga menuai komentar dari pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika).
Melansir dari Tribunnews, aksi Mbak Rara ini bahkan sempat disinggung dalam rapat dengar atau RDP Komisi V DPR RI dengan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Hanya saja, Dwikorita enggan ditanyai oleh awak meda yang menunggu di lorong Gedung Kura-kura DPR RI.
Pertanyaan soal pawang hujan kemudian dialihkan pada Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Ia memberikan penjelasan mengenai fenomena pawang hujan yang tampil di balapan MotoGP Mandalika.
Menurut Guswanto, kehadiran pawang hujan merupakan bagian dari kearifan lokal di Indonesia.
Sehingga, hal tersebut sulit dijelaskan dari kacamata sains atau ilmu pengetahuan.
Ia menambahi kalau sebenarnya BMKG sudah memberikan peringatan atau prakiraan cuaca di wilayah Mandalika.
Selama tiga hari sebelum gelaran MotoGP, BMKG sudah mengungkap kalau akan terjadi hujan intensitas lebat hingga ringan di Mandalika.
"Namun untuk BMKG sendiri sebenarnya memiliki (perkiraan) sendiri."
"Kalau kita liat fenomenanya kemarin sejak 3 hari yang lalu, tanggal 17, 18, 19 itu sudah diprakirakan BMKG."
"Bahwa di Mandalika itu akan terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat," tutur Guswanto.
Ia menambahkan kalau hujan lebat di Mandalika terjadi karena adanya bibit sikontropis 93f.
Hal ini berdampak pada potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika.
"Kemudian tanggal 20 (Maret) diperkirakan juga hujan lebat disertai badai petir, kenapa perkiraannya itu?"
"Karena pada waktu itu terjadi bibit sikontropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika," tambahnya.
Guswanto juga menyinggung jampi-jampi pawang hujan tidak mempan dan hujan tetap turun.
"Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan enggak berenti juga (hujannya,red),"tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa waktu hujan yang berhenti juga sudah diperkirakan BMKG.
Ia mengatakan kalau hujan lebat yang kemudian menjadi reda tidak ada kaitannya dengan aksi pawang hujan.
"Jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya, itu bukan karena pawang hujan."
"Karena durasi waktunya sudah selesai. Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu."
"Kira-kira jam 16.15 WITA, itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan."
"Kalau diliat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG," tukasnya.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR