Sementara itu, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Head of Professional Marketing Beauty and Personal Care Unilever Indonesia juga turut menekankan pentingnya kampanye ini.
”Melalui kampanye ‘Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, #KonsultasiGigiSekarang’, kami ingin membangun kesadaran bahwa menunda ke dokter gigi dapat menyebabkan masalah yang lebih besar," katanya.
drg. Ratu mengatakan bahwa, menunda untuk pergi ke dokter gigi justru bisa merugikan.
Sebab, dari yang awalnya hanya sakit gigi biasa, karena diabaikan terus-menerus justru bisa memicu penyakit gigi yang lebih serius.
"Tidak hanya dari sisi biaya yang pasti akan membengkak, permasalahan juga akan terus terekskalasi hingga risiko terburuk, yaitu gigi tanggal," katanya.
Faktanya, tercatat rata-rata pada usia 35-44 tahun masyarakat Indonesia sudah kehilangan 2 giginya.
Kemudian, di usia 65 tahun masyarakat Indonesia sudah kehilangan 11 giginya.
"Jika tidak ada perubahan kebiasaan merawat gigi dan mulut dengan benar serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi, keadaan ini bisa semakin memprihatinkan," kata drg. Ratu.
Namun, disamping permasalahan masyarakat yang enggan ke dokter gigi, ada juga masalah lainnya yang tidak bisa diabaikan.
drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengungkapkan bahwa, persebaran dokter gigi di Indonesia yang masih belum merata.
“Saat ini, jumlah dokter gigi di Indonesia masih belum ideal. Jika dibandingkan dengan rekomendasi WHO yaitu 1 dokter gigi untuk 7.500 orang. Di Indonesia faktanya 1 dokter gigi bertugas melayani 9.565 orang," kata dr Usman.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR