Nakita.id - Banyak yang masih salah paham mengira ciri-ciri hamil bisa menentukan jenis kelamin janin di dalam kandungan. Padahal hal tersebut sama sekali tidak benar, Moms.
Munculnya ciri-ciri kehamilan murni karena adanya perubahan tubuh diakibatkan hormon kehamilan dan pertumbuhan janin.
Ciri hamil setiap perempuan pun berbeda-beda sesuai dengan kondisi tubuh dan riwayat kesehatan ibu hamil.
Salah satu yang kerap terdengar adalah Moms hamil anak laki-laki ketika tidak mengalami morning sickness.
Padahal, penelitian yang dilaporkan sangat bertentangan dengan klaim tersebut.
Di antara populasi penelitian, 79,5 persen wanita yang mengandung janin laki-laki melaporkan mual dan muntah.
Hal yang sama berlaku untuk ciri hamil ngidam.
Ngidam makanan asin dan gurih disebut menjadi tanda hamil anak laki-laki.
Padahal mengidam lebih cenderung mewakili kebutuhan nutrisi ibu hamil.
Melansir dari Medical News Today, daripada hanya percaya mitos kehamilan, Moms bisa loh mengetahui jenis kelamin bayi dengan akurat.
Yakni dengan menggunakan cara-cara berikut ini!
1. USG
Ultrasonografi adalah cara non-invasif untuk menentukan jenis kelamin janin.
Ini hanya efektif dari minggu ke 18-20 dan seterusnya, setelah genitalia eksterna terbentuk dengan jelas.
Teknisi ultrasound mungkin tidak selalu dapat membedakan jenis kelamin selama pemindaian.
Terutama jika posisi janin tidak ideal, atau jika kehamilan belum berkembang cukup.
2. Tes darah
Dokter biasanya menggunakan tes ini untuk mendeteksi masalah pada kromosom.
Wanita hamil dapat mengikuti tes ini setelah 10 minggu, dan hasilnya biasanya tersedia dalam waktu 7-10 hari.
Tes ini biasanya diperuntukkan bagi wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun.
Seorang dokter mungkin juga menyarankannya jika mereka mencurigai adanya masalah dengan kromosom janin.
3. Amniosentesis
Selama prosedur ini, dokter akan memasukkan jarum tipis melalui kulit ke dalam rahim.
Mereka akan mengeluarkan beberapa cairan ketuban, yaitu cairan yang melindungi bayi selama kehamilan.
Cairan ketuban mengandung sel dan bahan kimia yang dapat menunjukkan kelainan genetik, infeksi janin, dan jenis kelamin janin.
Amniosentesis biasanya tersedia mulai minggu ke-15 dan seterusnya, tetapi hanya boleh dilakukan jika ada kekhawatiran tentang adanya kondisi genetik.
Amniosentesis memiliki berbagai risiko, termasuk risiko keguguran yang sangat kecil.
Baca Juga: Membedakan Ciri-ciri Hamil Muda Agar Tak Disangka Masuk Angin Biasa, Kenali Lewat Gejala Seperti Ini
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR