Nakita.id - Banyak anak prasekolah berperilaku tak mau kalah dalam segala hal.
Selain karena pengaruh faktor lingkungan atau anak memang cenderung prefeksionis, si prasekolah pun belum mahir memilah mana yang baik dan tidak.
Jadi ia hanya mengikuti keinginan yang ada di dalam hatinya, tanpa merasa bahwa perbuatannya itu salah atau menyakiti orang lain.
BACA JUGA : Tak Kalah dari Penampilan Angel Lelga, Pesona Ibu Vicky Prasetyo Curi Perhatian
Penyebab si prasekolah tidak mau kalah antara lain:
- Tak mau kalah secara fisik.
Penyebab umumnya faktor lingkungan.
Anak kerap memperoleh pujian yang berlebihan, “Wah, cantiknya anak Mama. Paling cantik di seluruh dunia.”
Perkataan ini menjadi semacam penguatan bagi anak dan bisa mengakar kuat dalam dirinya.
Pada akhirnya, ia pun tidak terima jika ada orang lain yang mengatakan dirinya tidak secantik temannya, misal.
Identifikasi pada tokoh idola juga bisa membuat anak merasa penampilannya paling oke.
Anak yang sering menonton film Barbie dan mengidentifikasinya sebagai putri cantik tersebut.
Karena merasa dirinya seayu Barbie, maka anak tentu menolak bila ada temannya yang cantik, apalagi kalau lebih cantik dari dirinya.
Tak mau kalah secara fisik bisa juga disebabkan si prasekolah meniru. Kalau si kakak kerap bersikap tak mau kalah, maka anak pun terinspirasi untuk tidak mau kalah pula.
BACA JUGA : Suami Unggah Foto Test Pack, Angel Lelga Dibanjiri Ucapan Selamat
-Tak mau kalah dari segi kemampuan.
Tuntutan pada anak untuk selalu menjadi yang terbaik dan harus mampu melakukan segala sesuatu, membuatnya cenderung bersikap takut salah, takut kalah, dan harus selalu benar.
Ia pun jadi terbiasa dengan perilakunya yang tak mau kalah itu.
Ketika melakukan apa pun, menyelesaikan permainan misal, anak berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Singkat kata, si prasekolah tak bisa menerima jika ada orang lain yang lebih hebat darinya.
Anak yang memiliki kecenderungan perfeksionis pun ingin semua yang dilakukannya serbasempurna, terbaik, dan tidak mau dikalahkan oleh orang lain.
Perfeksionis adalah sebuah karakter yang memang sudah ada pada diri anak.
Karakter ini bisa semakin dikuatkan oleh lingkungan, contoh oleh tuntutan orangtua yang tinggi pada anak.
BACA JUGA : Dulu Dituding Merebut Anang dari Syahrini, ini Pengakuan Ashanty!
-Tidak mau kalah dalam hal materi.
Dalam berteman, anak-anak cenderung memilih /lebih memerhatikan anak yang lebih dalam hal materi.
Seperti, anak yang punya mainan paling bagus atau memiliki mainan paling banyak.
Perlakuan istimewa pada anak-anak yang memiliki koleksi mainan lebih banyak ini, sedikit banyak bisa memengaruhi sifat dan perilakunya.
Karena banyak orang yang senang bermain dengannya, egonya pun muncul kuat, sehingga tak mau kalah kepada anak lain.
Anak yang tak mau kalah dalam segi materi juga bisa karena ketakutannya akan diejek.
Contoh, anak merasa mainannya lebih sederhana ketimbang teman-temannya.
Karena ada kekhawatiran dihina maka ia bersikap tak mau kalah.
BACA JUGA : Bukan Main, Harga Burung Kakaktua Raffi Ahmad ini Bisa Buat DP Mobil Baru!
Ia ngotot mainannya lebih bagus dari punya temannya.
Penyebab lain adalah pujian yang kerap datang dari lingkungan saat ia punya barang (bagus).
Kondisi ini membuat anak berpikir barang-barangnya memang yang terbaik.
Anak pun menikmati saat memamerkan barangnya untuk dikagumi orang lain.
Bukan bermaksud sombong karena sebenarnya yang ia cari adalah kesenangan saat ia diperhatikan oleh orang lain.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR