"Dan itu hanya bisa dibuktikan dengan hasil penelitian. Itu sama sekali tidak dilakukan oleh Dokter Terawan," terang Pandu.
Pandu menambahkan, selama ini Terawan juga tidak memberikan itikad baik untuk menjelaskan soal pelanggaran yang diperbuatnya itu.
Padahal, IDI sudah mencoba untuk mengundang Terawan berkali-kali.
"Tidak ada itikad baik untuk menjelaskan itu, walaupun sudah diundang berkali-kali," pungkasnya.
Selain pelanggaran etik berat soal terapi cuci otak, Terawan diketahui telah melakukan promosi Vaksin Nusantara secara luas.
Padahal Vaksin Nusantara yang digunakan untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini masih belum selesai proses penelitiannya.
Sebelumnya, Dokter Terawan dikenal sudah menyembuhkan beberapa nama pejabat tinggi, salah satunya Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah disembutkan oleh Dokter Terawan, SBY sempat mengucap terima kasih pada 2018 silam setelah meninggalkan rumah sakit.
"Setelah perawatan selama tiga hari, pada hari ini tim dokter mengizinkan saya untuk kembali ke rumah dan masih ada perawatan lanjutan di rumah satu dua hari mendatang. Terima kasih kepada dokter Terawan, dan dokter RSGS (RSPAD Gatot Subroto)," ujar SBY di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (19/7/2018).
Saat itu, Dokter Terawan juga sempat membuat heboh beberapa bulan lalu, setelah ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), karena diduga melanggar kode etik. Setelah heboh di media, IDI akhirnya batal memecat Terawan.
Dokter Terawan dikenal sebagai ahli terapi cuci otak untuk pengobatan stroke. Terawan mempraktikkan terapi ini sejak
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR