Nakita.id - Mantan Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto resmi dipecat dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Polemik pemecatan Dokter Terawan yang dikenal sudah menyembuhkan beberapa nama pejabat tinggi negara ini jadi pro-kontra di kalangan publik.
Setelah membuat banyak pihak penasaran, akhirnya Anggota PB IDI 2012-2015, Pandu Riono, mengungkapkan alasan dipecatnya Dokter Terawan.
Pandu mengatakan Terawan sebenarnya sudah diperiksa oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI sejak 2013.
Pemeriksaan tersebut dilakukan karena Terawan telah melakukan pelanggaran etika.
Yakni mempromosikan, menjanjikan soal terapi cuci otak atau brain wash bagi pasien penderita stroke.
Diketahui, terapi cuci otak tersebut diklaim Terawan dapat memberikan hasil positif dan bisa melancarkan peredaran darah di kepala pasien stroke.
"Ini kan prosesnya sudah lama, sejak 2013 dr Terawan Agus Putranto itu sudah diperiksa oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI)."
"Terutama untuk pelanggaran etika, yang waktu itu adalah mempromosikan, menjanjikan, dan tentang terapi yang kita sebut dengan brain wash (cuci otak)," kata Pandu dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (28/3/2022).
Namun, faktanya terapi cuci otak tersebut masih belum teruji secara ilmiah dan tidak disertai bukti-bukti yang sesuai kaidah publikasi ilmiah.
"Yang paling krusial adalah sebagai seorang dokter, seharusnya melakukan pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan dan berbasis riset yang sudah terbukti manfaatnya dan tidak merugikan."
"Dan itu hanya bisa dibuktikan dengan hasil penelitian. Itu sama sekali tidak dilakukan oleh Dokter Terawan," terang Pandu.
Pandu menambahkan, selama ini Terawan juga tidak memberikan itikad baik untuk menjelaskan soal pelanggaran yang diperbuatnya itu.
Padahal, IDI sudah mencoba untuk mengundang Terawan berkali-kali.
"Tidak ada itikad baik untuk menjelaskan itu, walaupun sudah diundang berkali-kali," pungkasnya.
Selain pelanggaran etik berat soal terapi cuci otak, Terawan diketahui telah melakukan promosi Vaksin Nusantara secara luas.
Padahal Vaksin Nusantara yang digunakan untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini masih belum selesai proses penelitiannya.
Sebelumnya, Dokter Terawan dikenal sudah menyembuhkan beberapa nama pejabat tinggi, salah satunya Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah disembutkan oleh Dokter Terawan, SBY sempat mengucap terima kasih pada 2018 silam setelah meninggalkan rumah sakit.
"Setelah perawatan selama tiga hari, pada hari ini tim dokter mengizinkan saya untuk kembali ke rumah dan masih ada perawatan lanjutan di rumah satu dua hari mendatang. Terima kasih kepada dokter Terawan, dan dokter RSGS (RSPAD Gatot Subroto)," ujar SBY di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (19/7/2018).
Saat itu, Dokter Terawan juga sempat membuat heboh beberapa bulan lalu, setelah ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), karena diduga melanggar kode etik. Setelah heboh di media, IDI akhirnya batal memecat Terawan.
Dokter Terawan dikenal sebagai ahli terapi cuci otak untuk pengobatan stroke. Terawan mempraktikkan terapi ini sejak
2005.
Metode dokter Terawan kabarnya sudah meringankan hingga menyembuhkan 40 ribu penderita strok. Metode tersebut bahkan telah dipatenkan di Jerman dengan nama Terawan Theory.
Dari dalam negeri, inovasi dokter Terawan juga diganjar sejumlah penghargaan. Di antaranya, penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI.
Ia juga didapuk sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Subtraction Angiogram (DSA) terbanyak, serta Penghargaan Achmad Bakrie XV.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Dipecat IDI, Terawan Disebut Langgar Kode Etik Berat soal Terapi Cuci Otak dan Promosi Vaksin
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR