Nakita.id - Generasi muda merupakan penerus bangsa dan pembentuk dunia di masa depan. Sebutan tersebut tentu tidaklah salah.
Pasalnya, mayoritas populasi dunia saat ini merupakan generasi muda.
Pada masa depan, tentu akan menjadi pihak yang memiliki peran besar dalam membentuk “wajah” dunia, mengambil keputusan, menggerakkan ekonomi, bahkan menentukan nasib sebuah bangsa.
Di Indonesia, generasi muda didominasi oleh generasi milenial dan Z. Generasi milenial yang dimaksud adalah penduduk yang lahir pada kurun 1981 hingga 1996.
Sementara itu, generasi Z (gen Z) adalah penduduk yang lahir pada kurun 1997 hingga 2012.
Adapun perkiraan usia generasi milenial saat ini adalah 25-39 tahun. Gen Z yang termasuk golongan anak muda diperkirakan berusia 15-24 tahun.
Apabila merujuk pada data yang dihimpun dari Sensus Penduduk 2020, generasi milenial di Indonesia berjumlah 69,38 juta jiwa.
Komposisinya adalah 25,87 persen dari total penduduk Indonesia.
Sementara gen Z, jumlahnya mencapai 74,93 juta jiwa. Komposisi gen Z dibanding total penduduk Indonesia adalah 27,94 persen.
Buku Tahunan Statistik 2021 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mengelompokkan penduduk Indonesia per Agustus 2021 berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Dalam pengelompokan penduduk tersebut, terlihat bahwa jumlah populasi generasi milenial dan Z semakin mendominasi.
Sebagai penduduk yang paling dominan dalam hal jumlah, generasi muda merasa perlu untuk dipahami.
Bagi pelaku usaha, secara tidak langsung, merupakan pasar terbesar di Indonesia.
Pemikiran ini pun dirasa perlu untuk dijadikan masukan bagi pemerintah dalam pembuatan kebijakan.
Dengan demikian, kegalauan-kegalauan hingga aspirasi generasi muda tidak bisa diabaikan.
Berangkat dari gagasan tersebut, dibantu oleh tim Research and Analytics KG Media bekerja sama dengan Litbang Kompas, menyelenggarakan survei “Aspirasi Anak Muda Indonesia” pada 5 Januari 2022 hingga 9 Februari 2022.
Survei dilakukan dengan metode random sampling dan polling.
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja aktivitas yang menarik generasi muda, kemudian mengetahui untuk perihal concern kekhawatiran anak muda serta aspirasi mengenai pemimpin," ungkap Bagas Adi P, Manajer Riset & Analitik KG Media dalam Presentasi Hasil Riset Aspirasi Generasi Muda, melalui zoom pada Jumat, 8 April 2022.
Survei melibatkan 3.224 responden berusia 17 tahun ke atas dari seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Sebanyak 49 persen responden berasal dari Pulau Jawa, 21 persen dari Sumatera, 11 persen dari Sulawesi, 8 persen dari Kalimantan, 6 persen dari Bali dan Nusa Tenggara, 5 persen dari Maluku dan Papua.
Responden berjenis kelamin laki-laki (60 persen) dan perempuan (40 persen). Dari tingkat pendidikan, mayoritas responden adalah lulusan sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat (41 persen) dan S1 (43 persen).
Sebanyak 25 persen responden adalah pelajar dan 22 persen adalah pegawai swasta nasional. Responden sisanya adalah wirausaha, pegawai negeri sipil, petani, buruh harian, atau penggarap, ibu rumah tangga, dan tuna karya.
Tren Terkini dan Kebiasaan Bermedia
• Aktivitas olahraga menjadi aktivitas yang menarik perhatian generasi muda di seluruh wilayah di Indonesia. Diikuti oleh aktivitas kumpul/nongkrong. Kecuali pada area Bali Nusa dimana aktivitas terbanyak kedua yaitu Kegiatan Sosial dan Diskusi
• Tempat makan dan wisata alam menjadi tempat populer bagi generasi muda di seluruh
wilayah.
• Media sosial merupakan sumber utama informasi yang paling banyak digunakan di semua region. Dengan Instagram dan Facebook sebagai media sosial yang paling banyak digunakan.
• Influencer local yang diikuti oleh generasi muda di hampir semua wilayah berasal dari kalangan selebgram/youtuber lokal, pejabat daerah, maupun atlet yang sudah berkiprah di kancah nasional. Adapun generasi muda dari Jawa tidak ada memiliki influencer lokal yang menonjol
• Di sisi lain, Influencer di level nasional yang paling banyak disebut oleh generasi muda di berbagai daerah terdiri dari selebriti, selebgram/ youtuber/social media influencer maupun tokoh politik.
Aspirasi Generasi Muda
• Kesulitan finansial dan mendapatkan pekerjaan merupakan dua kesulitan hidup yang paling banyak ditemui generasi muda diseluruh wilayah. Apabila semua kesulitan tersebut digolongkan kembali menjadi kesulitan ekonomi dan non-ekonomi, maka persentase kesulitan ekonomi lebih banyak dialami
oleh generasi muda di Indonesia
• Ada sedikit variasi mengenai apa yang paling ditakutkan di masa depan anak muda Indonesia. Keuangan menjadi hal yang paling ditakutkan oleh responden Sumatra & Jawa, sedangkan di Bali
Nusa, Kalimantan & Sulawesi memiliki ketakutan pada sulitnya mencari pekerjaan. Meski demikian, apabila dilihat dari kategori ekonomi non-ekonomi, kategori non-ekonomi cenderung lebih besar dibanding ekonomi.
• Terkait persoalan di daerahnya, Akses dan kondisi jalan-jembatan menjadi persoalan terbesar secara keseluruhan, diikuti oleh ketersediaan lapangan pekerjaan. Secara khusus di region Bali Nusa & Sulawesi masalah ketersediaan lapangan pekerjaan melampaui masalah kondisi jalan & jembatan.
Seperti telah dikatakan sebelumnya, generasi muda memiliki peran signifikan dalam menentukan nasib bangsa.
Namun, tentunya peran tersebut tidak mudah untuk dijalani. Terlebih, jika tidak berfungsi secara optimal karena berbagai kesulitan hidup yang bikin jeri.
Ada dua kesulitan besar yang menjadi kegalauan, yaitu masalah ekonomi dan non-ekonomi.
Secara umum, mayoritas generasi muda menghadapi isu yang pertama dengan persentase 48 persen. Sedangkan anak muda yang lebih galau dengan kesulitan non-ekonomi sebesar 39 persen.
Baca Juga: Begini Panduan Mengajarkan Anak tentang Keuangan Berdasarkan Usianya
Sementara itu, ada 8 persen anak muda yang beruntung merasa tidak menemui kesulitan apa pun dalam hidup.
Jika dibedakan berdasarkan gender, masalah ekonomi lebih banyak dialami laki-laki dengan persentase sebesar 51 persen.
Sebaliknya, perempuan cenderung mengalami masalah non-ekonomi. Artinya, perempuan lebih memiliki kerentanan yang terkait isu psiko-sosial dibandingkan materiel.
Pada masalah ekonomi, generasi muda menghadapi dua kesulitan hidup utama, yaitu finansial dan mendapat pekerjaan. Masing-masing 27 persen dan 16 persen responden.
Lalu diikuti dengan kesulitan mengatur keuangan (2 persen), tingginya biaya hidup (2 persen), dan pemenuhan gaya hidup (1 persen).
Sementara pada masalah non-ekonomi, mayoritas generasi muda di Jawa, Kalimantan, Papua, Maluku, Sulawesi, dan Sumatera mencemaskan masalah karier dan pekerjaan, dengan jumlah responden 8-11 persen.
Berbeda dengan wilayah lain, anak muda di Bali dan Nusa Tenggara lebih banyak menghadapi masalah quarter life crisis, dengan persentase 11 persen. Masalah ini antara lain berupa pencarian jati diri dan pengembangan kepribadian.
Berikutnya, secara berurutan, juga mengalami masalah non-ekonomi berupa kemampuan bersosialisasi dan membangun relasi, kehidupan akademik, mengelola waktu, pandemi Covid-19, persoalan dengan orang tua atau keluarga, kesehatan fisik dan mental, masalah percintaan, serta mengembangkan bisnis.
Untuk informasi dan hasil riset lebih lengkap dapat mengunjungi laman resmi atau tautan berikut: https://www.kitabangkit.id/sabi
Baca Juga: Lebih Baik Mana Asuransi Pendidikan atau Tabungan Pendidikan? Begini Kata Perencana Keuangan
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR