Namun, tentunya peran tersebut tidak mudah untuk dijalani. Terlebih, jika tidak berfungsi secara optimal karena berbagai kesulitan hidup yang bikin jeri.
Ada dua kesulitan besar yang menjadi kegalauan, yaitu masalah ekonomi dan non-ekonomi.
Secara umum, mayoritas generasi muda menghadapi isu yang pertama dengan persentase 48 persen. Sedangkan anak muda yang lebih galau dengan kesulitan non-ekonomi sebesar 39 persen.
Baca Juga: Begini Panduan Mengajarkan Anak tentang Keuangan Berdasarkan Usianya
Sementara itu, ada 8 persen anak muda yang beruntung merasa tidak menemui kesulitan apa pun dalam hidup.
Jika dibedakan berdasarkan gender, masalah ekonomi lebih banyak dialami laki-laki dengan persentase sebesar 51 persen.
Sebaliknya, perempuan cenderung mengalami masalah non-ekonomi. Artinya, perempuan lebih memiliki kerentanan yang terkait isu psiko-sosial dibandingkan materiel.
Pada masalah ekonomi, generasi muda menghadapi dua kesulitan hidup utama, yaitu finansial dan mendapat pekerjaan. Masing-masing 27 persen dan 16 persen responden.
Lalu diikuti dengan kesulitan mengatur keuangan (2 persen), tingginya biaya hidup (2 persen), dan pemenuhan gaya hidup (1 persen).
Sementara pada masalah non-ekonomi, mayoritas generasi muda di Jawa, Kalimantan, Papua, Maluku, Sulawesi, dan Sumatera mencemaskan masalah karier dan pekerjaan, dengan jumlah responden 8-11 persen.
Berbeda dengan wilayah lain, anak muda di Bali dan Nusa Tenggara lebih banyak menghadapi masalah quarter life crisis, dengan persentase 11 persen. Masalah ini antara lain berupa pencarian jati diri dan pengembangan kepribadian.
Berikutnya, secara berurutan, juga mengalami masalah non-ekonomi berupa kemampuan bersosialisasi dan membangun relasi, kehidupan akademik, mengelola waktu, pandemi Covid-19, persoalan dengan orang tua atau keluarga, kesehatan fisik dan mental, masalah percintaan, serta mengembangkan bisnis.
Untuk informasi dan hasil riset lebih lengkap dapat mengunjungi laman resmi atau tautan berikut: https://www.kitabangkit.id/sabi
Baca Juga: Lebih Baik Mana Asuransi Pendidikan atau Tabungan Pendidikan? Begini Kata Perencana Keuangan
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR