“Sebenarnya kan kalau sahur itu terjadi perubahan cara hidup sementara,” ujar Akmal.
Dalam keadaan yang normal, orang makan malam dan minum terakhir sebelum tidur, dengan umumnya pukul 22.00 WIB, dan akan terbangun pagi hari dengan kondisi kandung kencing penuh.
“Biasanya terakhir minum jam 9 atau 10 malam, kalau keadaan normal, saat bangun terisi penuh kandung kencingnya. Waktu bangun biasanya pagi subuh orang buang air kecil, tapi itu minumnya malam,” tutur dia.
Sementara saat sahur, orang akan bangun dini hari dan akan minum air cukup banyak hingga waktu imsak tiba.
“Otomatis tidur sebentar habis subuh, isi kandung kencingnya penuh lagi dengan cairan. Jadi ya otomatis akan kencing,” papar Akmal.
Meskipun kemungkinan untuk kencing besar, tetap disarankan minum minimal dua gelas saat sahur.
Selain itu, sebaiknya hindari minum kopi atau teh, yang dianggap mempunyai daya untuk mengeluarkan cairan tubuh lebih banyak.
Apakah akan membuat dehidrasi?
Akmal menegaskan, seringnya kencing setelah sahur tidak akan menyebabkan dehidrasi pada tubuh, dikarenakan tubuh mampu beradaptasi.
“Air yang keluar (dari tubuh) bukan hanya dari kencing, ada dari keringat (penguapan). Makanya dalam keadaan panas, keringat banyak keluar, otomatis badan memproduksi urine sedikit,” jelasnya.
“Kalau kita memang untuk mencegah dehidrasi, badan menahan agar urine tidak keluar banyak,” pungkas dia.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR