Nakita.id.- Kabar baik dalam dunia kesehatan, Moms. Sebuah perusahaan Jepang siap untuk melakukan apa yang dianggap sebagai percobaan pertama di dunia untuk menguji kanker menggunakan sampel urine.
Disebut kabar baik karena selama ini tes kanker hanya dapat dilalui melalui alat-alat kedokteran yang canggih dan biasanya hanya terpusat di kota.
Padahal, kanker masih menempati lima besar penyakit mematikan, dan terkadang penanganannya terlambat.
BACA JUGA: Wow, 3 Makanan 'Murah' Ini Ternyata dapat Mencegah Kanker Moms!
Maka itu, skrining atau deteksi dini sangat diperlukan untuk memudahkan pasien mengobati penyakitnya sejak awal.
Konglomerat Teknik dan IT Hitachi mengembangkan teknologi dasar untuk mendeteksi kanker payudara atau usus besar dari sampel urin dua tahun lalu.
Sekarang akan mulai menguji metode menggunakan sekitar 250 sampel urin, untuk melihat apakah sampel pada suhu kamar cocok untuk dianalisis, juru bicara Hitachi Chiharu Odaira mengatakan kepada AFP.
"Jika metode ini digunakan secara praktis, akan lebih mudah bagi orang untuk mendapatkan tes kanker, karena tidak perlu pergi ke rumah sakit atau klinik besar untuk tes darah," katanya.
Tes via urine ini juga dimaksudkan untuk digunakan untuk mendeteksi kanker pediatrik.
BACA JUGA: Selamat! April Jasmine Telah Melahirkan Bayi Kembar, Ini Jenis Kelaminnya
"Itu akan sangat bermanfaat dalam pengujian untuk anak-anak kecil yang sering takut jarum", tambah Odaira.
Penelitian yang diterbitkan awal tahun ini menunjukkan bahwa tes darah baru telah menjanjikan untuk mendeteksi delapan jenis tumor yang berbeda sebelum menyebar ke tempat lain di tubuh.
Metode diagnostik biasa untuk kanker payudara terdiri dari mammogram diikuti dengan biopsi jika risiko terdeteksi.
Untuk kanker usus besar, skrining umumnya dilakukan melalui tes tinja dan kolonoskopi untuk pasien yang berisiko tinggi.
Teknologi Hitachi berpusat di sekitar mendeteksi bahan limbah di dalam sampel urine yang bertindak sebagai "biomarker" - zat alami yang dapat mengidentifikasi penyakit tertentu.
BACA JUGA: Hindari Makanan Manis dan Gorengan, Agar Tubuh Tetap Bugar Saat Puasa
Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini kanker, menyelamatkan nyawa dan mengurangi biaya medis dan sosial ke negara .
Percobaan akan dimulai bulan ini hingga bulan September 2018 bekerja sama dengan Universitas Nagoya di Jepang tengah.
"Kami bertujuan untuk menempatkan teknologi yang digunakan pada 2020-an, meskipun ini tergantung pada berbagai hal seperti mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang," kata Odaira. (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR