Nakita.id - Moms, kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang dikhawatirkan oleh para wanita.
Kanker serviks adalah tumor ganas pada bagian paling bawah uterus (rahim).
Hampir 95% kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV, yaitu virus papiloma (human papilloma virus).
Menurut WHO, setiap tahunnya terdapat diagnosis 490.000-an kasus wanita yang mengalami kasus kanker serviks.
Hal ini setara dengan terjadinya 2 kasus kanker serviks setiap menit di dunia.
Di Indonesia sendiri, negara kita menempati peringkat pertama angka angka kanker serviks terbanyak dengan kasus 15.050 kasus dan kematian sebanyak 7.566 kasus.
Setiap hari ada 88 wanita di Indonesia yang didiagnosa menderita kanker serviks dan setiap jam ada 2 wanita yang meninggal karena kanker serviks.
dr. Grace Valentine, Sp.OG Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah mengatakan bahwa, kanker serviks paling banyak dialami oleh wanita usia 36-55 tahun.
"Usia 36-55 tahun ini sebenernya sudah termasuk usia reproduksi, jadi di sekitar sebelum menopause masih produktif," katanya dalam webinar Stronger Together Againts Cancer bersama RSPI, Kamis (21/4/2022).
dr Grace menyebutkan siapa saja orang-orang yang berisiko tinggi mengalami kanker serviks.
"Kalau zaman dulu, anggapan kena kanker serviks itu biasanya pada wanita-wanita yang suka ganti-ganti pasangan atau nakal," katanya.
Ia menambahkan, sebenarnya semua wanita yang sudah aktif seksual itu berisiko untuk mengalami kanker serviks
"Karena infeksi virus HPV ini terjadi pada wanita yang sudah aktif seksual, walaupun dia single partner (hanya berhubungan dengan satu orang saja)," kata dr Grace.
Berikut adalah faktor risiko kanker serviks, antara lain:
Aktivitas seksual di umur muda, berganti-ganti pasangan seksual, jarak kelahiran pendek, banyak anak, higienie seksual buruk, riwayat penyakit kelamin, sosial ekonomi rendak, merokok, umur >40 tahun, infeksi virus (Human Papilloma Virus), riwayat kanker serviks dalam keluarga/genetik.
dr Grace kemudian menjelaskan bahwa, kanker serviks adalah satu-satunya kanker di organ reproduksi wanita yang bisa dicegah dan dideteksi dini.
"Karena perjalanan penyakit kanker serviks ini butuh waktu lama sampai bertahun-tahun, memerlukan waktu 3-17 tahun sampai berubah jadi sel kanker," jelasnya.
Pencegahan yang bisa kita lakukan saat ini ada dua cara, diantaranya sebagai berikut:
"Pencehagan primer dengan dilakukan vaksinasi dan pencegahan sekunder dengan deteksi dini," kata dr Grace.
Pencegahan primer dilakukan supaya seorang wanita tidak terinfeksi virus HPV.
"Jadi dikasih imunisasi supaya badannya membentuk antibodi, sehingga apabila ada paparan terhadap HPV, badannya sudah bisa melawan jadi tidak terinfeksi" kata dr Grace.
"Pencegahan primer dilakukan dengan vaksinasi, apalagi menteri Kesehatan RI baru saja memasukan vaksinasi kanker serviks (HPV) ini menjadi vaksin wajib," lanjutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, vaksinasi kanker serviks ini sebenernya sudah ada sejak lama tapi belum diwajibkan.
"Vaksin ini bisa diberikan pada anak perempuan sampai dengan wanita, pada usia 10-45 tahun," kata dr Grace.
Dosisnya untuk remaja muda usia 10-13 tahun, hanya membutuhkan 2 dosis saja jadi di bulan ke-0 dan bulan ke-6.
Namun apabila sudah usia 13 tahun ke atas disarankan pemberiannya 3 dosis, jadi pemberiannya bulan ke-0, bulan ke-1 atau ke-2, dan bulan ke-6 tiga kali suntik.
"Pemberiannya hanya dibutuhkan satu seri vaksin saja (3 kali suntik) dan tidak membutuhkan booster," pungkasnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR