Nakita.id - Moms tentu setuju dengan anggapan kalau perempuan merupakan sosok yang hebat.
Terlebih perempuan juga memiliki keunikannya masing-masing dan berbeda satu sama lain.
Sayangnya hingga saat ini, perempuan masih kerap dibanding-bandingkan dan dianggap kalah dengan laki-laki.
Hal tersebut pun seolah dianggap biasa lantaran sudah terjadi sejak puluhan, bahkan ratusan tahun lalu.
Mengakar sebuah stigma bahwa perempuan hanya boleh bersuara di sektor domestik, bukannya publik.
Salah satu contoh suara perempuan yang kurang didengar tergambar dalam film Mulan lho, Kawan Puan.
Saat masih menjadi Hua Jun (tokoh penyamaran Mulan), suaranya sangat didengar hingga dianggap pendekar hebat.
Berbeda dengan saat menjadi Hua Mulan, banyak orang yang tidak percaya dengan informasi yang diberikan.
Di masa sekarang, bukti suara perempuan banyak dibungkam terlihat dari kasus kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan seksual yang tidak dilaporkan.
Baca Juga: Kongres Parapuan Nusantara Rayakan Kebebasan Perempuan Bersama VoB dan Serafi Unani
Mereka yang menjadi korban namun tidak melapor, biasanya memiliki alasan bahwa mereka disalahkan bahkan dihakimi.
Berdasarkan Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan tahun 2022, Komnas Perempuan mencatat hanya sedikit informasi yang tersedia atau sekitar 15% dari total kasus yang dicatatkan oleh lembaga layanan dan Komnas Perempuan dalam hal penanganan dan penyelesaian kasus.
Hal ini tentu harus menjadi perhatian kita, mengingat perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
Oleh karena itu di ulang tahun pertama PARAPUAN, tema #KamuDidengar diangkat oleh media yang menjadi ruang aman bagi perempuan bercerita dan berkeluh kesah ini.
Perayaan ulang tahun pertama PARAPUAN semakin lengkap dengan serangkaian acara yang membahas tentang perempuan, yakni Kongres Parapuan Nusantara.
Kapan Kongres Parapuan Nusantara Berlangsung?
Diselenggarakan pada 22 April 2022 mendatang, Kongres Parapuan Nusantara siap mempertemukan perempuan hebat dari seluruh Indonesia secara daring.
Dalam acara ini, ada 4 tema besar yang diangkat. Keempat tema tersebut ialah Parapuan dan Kesetaraan, Parapuan dan Harapan, Parapuan dan Kebebasan, serta Parapuan dan Pemberdayaan.
Acara ini dimulai pukul 10.00 WIB dan perlu diketahui bahwa Kongres Parapuan Nusantara tidak memungut biaya apapun.
Dalam webinar Parapuan dan Kesetaraan, kesenjangan antara perempuan dan laki-laki akan menjadi pengantar.
Ketimpangan keadaan dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan masih sangat terasa di berbagai segi kehidupan, mulai dari perekonomian sampai keterlibatan perempuan di kancah politik.
Sebagai contoh, dalam sebuah keluarga perempuan memainkan peran dalam mengasuh anak, sedangkan laki-laki memainkan peran untuk bekerja.
Pentingnya kesetaraan dalam keragaman merupakan komponen penting untuk menciptakan integrasi sosial dan kehidupan yang adil juga harmonis.
Dalam Parapuan dan Kesetaraan, Abigail Cantika dan Kalis Mardiasih siap berbagi insight.
Abigail Cantika, musisi sekaligus penyanyi dari grup GAC ini termasuk salah satu seleb yang concern dengan isu perempuan.
Sedangkan, Kalis Mardiasih merupakan penulis dan aktivis yang vokal membahas isu perempuan, termsuk soal kesetaraan perempuan dilihat dari sisi agama.
Webinar Parapuan dan Kesetaraan ini bisa kamu daftar di sini.
Masuk ke isu kedua yakni Parapuan dan Harapan #KamuDidengar yang inisight tentang tema ini akan dibagikan oleh Inaya Wahid.
Ruang aman bagi perempuan masih belum terbangun dengan baik. Perempuan yang seharusnya didengar juga masih belum terealisasi dengan baik.
Data dari Simfoni PPPA (1 Jan - 31 Des 2020), korban perempuan kerap diposisikan bersalah, sehingga mereka memilih bungkam karena merasa suaranya tidak berharga untuk didengar.
Inaya Wahid, seorang aktivis gerakan sosial, penulis, dan aktris seni teater dan TV yang memiliki organisasi Positive Movement (PM).
Organisasi ini mengajak anak muda untuk menjadi pribadi yang tenang, bahagia, seimbang, dan utuh.
Webinar Parapuan dan Harapan #KamuDidengar bisa kamu daftar di sini.
Parapuan dan Pemberdayaan menjadi tema ketiga yang dibahas dalam Kongres Parapuan Nusantara.
Dalam Parapuan dan Pemberdayaan, Ibu Erika Retnowati yang merupakan Kepala BPH Migas siap berbagi insight tentang pemberdayaan perempuan.
Sebagai informasi, Ibu Erika Retnowati merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai kepala BPH Migas.
Tidak hanya Ibu Erika Retnowati, ada juga Niluh Djelantik yang merupakan seorang entrepreneur. Ia founder dan creative director dari Niluh Djelantik.
Niluh Djelantik punya pandangan yang menarik tentang perempuan berdaya yang sayang dilewatkan.
Untuk acara Parapuan dan Pemberdayaan bisa kamu daftar di sini.
Dalam sesi terakhir ada webinar tentang Parapuan dan Kebebasan yang membahas tentang kemampuan seorang perempuan kerap dipandang sebelah mata dan batasan-batasan norma terus disodorkan kepadanya.
Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, bias itu menghambat perempuan dalam meraih mimpi.
Pada sesi terakhir, ada grup musik metal asal Garut yakni Voice of Baceprot dan Serafi Unani, atlet atletik di Sea Games.
Keduanya akan membahas tentang bagaimana mereka meraih mimpi dan anggapan orang-orang tentang mimpi tersebut. Untuk sesi terakhir bisa kamu daftar di sini.
Jangan lewatkan Kongres Parapuan Nusantara dan 4 webinar serunya, Kawan Puan! Nantikan juga penampilan spesial hingga games menarik dalam acara tersebut. Sampai jumpa!
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul "Kamu Didengar di Kongres Parapuan Nusantara, Ini 4 Tema Besarnya!"
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR