Supaya para ibu yang menerima kritik tersebut tidak merasa tersudutkan.
Serta, merasa gagal atas pola pengasuhannya Moms.
"Menurut Kementerian PPPA sendiri, diharapkan setiap saran atau masukan yang diberikan kepada ibu harus disampaikan dengan baik, serta menghindari intonasi negatif supaya yang menerima masukan tidak merasa disudutkan, merasa buruk dan gagal atas pola pengasuhannya," ungkap Rohika.
Kementerian PPPA juga menyampaikan, mom shaming sendiri rentan dialami oleh para ibu baru.
Karena biasanya, ibu baru cenderung lebih mudah stres dan sensitf karena kaget saat baru pertama kali punya anak.
Baca Juga: Bisa Jadi Solusi Ibu yang Mengalami Mom Shaming, Begini Tips Self Love dari Psikolog
Hal tersebutlah yang membuat ibu baru mudah terganggu kesehatan mentalnya.
"Kebanyakan mom shaming dialami oleh ibu baru yang memang sangat rawan mengalami stres dan sensitif karena perubahan mental dan fisik sehingga menyebabkan tekanan yang berlebih dalam pikirannya juga lelah, hal itu membuat seseorang mudah terganggu kesehatan mentalnya," ungkap Rohika.
Pentingnya Support System
Rohika juga menjelaskan bahwa support system sendiri sangat penting untuk para ibu yang menjadi korban mom shaming. Support system di dalam keluarga pun harus dibangun dengan kuat.
"Memang perlu adanya support system. Support system itu harus berjalan dengan baik, support sytem memang tidak bisa datang dengan tiba-tiba harus dibangun dengan baik dan juga diinginkan, dan hal ini sangat penting. Siapa yang bisa menjadi support system? Tentu saja keluarga seperti suami, orangtua, mertua, kakak, adik, sodara, jadi memang penting di dalam keluarga membangun support system," jelasnya.
Rohika menyampaikan bahwa ketika seorang ibu mengalami Mom shaming maka akan berdampak kepada tumbuh kembang anaknya.
"Ketika seorang ibu mengalami mom shaming ketahanan keluarga pun tidak akan terwujud karena menjadi tidak bahagia, setiap individu di dalam keluarga tentu tidak puas dengan kehidupan yang dialaminya, dan anak-anak pun tidak akan mencapai tumbuh kembang secara baik," ucap Rohika.
Perlu diingat juga, pertumbuhan anak bukan hanya dari fisiknya saja, melainkan juga mental, spirtual, moral, serta sosialnnya juga harus baik.
Untuk melihat kembali tanggapan Kementerian PPPA soal mom shaming, cek halaman 3. (*)
Baca Juga: Apakah Ada Kaitannya Mom Shaming dengan Baby Blues? Begini Penjelasan dari Psikolog
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR