Nakita.id - Lihat tetangga sukses mendirikan bisnis usaha untuk penuhi kebutuhan sehari-hari, Moms jadi kepikiran untuk bikin usaha warung kelontong.
Mendirikan usaha sampingan di rumah tak ada salahnya, Moms.
Malah usaha sampingan juga dibutuhkan untuk meningkatkan pemasukan sehari-hari apalagi jika gaji saja tak cukup.
Salah satu bisnis yang bisa dilakukan di rumah adalah membuka warung kelontong.
Dengan membuka warung kelontong, tentu tetangga juga akan senang karena beli kebutuhan sehari-hari dekat dan tidak usah beli ke supermarket atau pasar.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika Moms ingin mendirikan warung kelontong yang menjual bahan-bahan pokok.
Apa saja, ya?
1. Lokasi
Salah satu yang perlu dipertimbangkan untuk mendirikan usaha kelontong adalah lokasi. Di mana nanti Moms akan berjualan?
Seperti yang sudah kita ketahui, lokasi berjualan haruslah strategis dengan kata lain mudah dikunjungi orang.
Ada banyak pilihan, bisa saja Moms berjualan di rumah dengan menggunakan bagian depan rumah atau menyewa tempat lain.
Melansir dari Kompas, lokasi usaha nantinya akan berpengaruh terhadap modal.
Coba buat pro dan kontra apabila Moms mendirikan warung kelontong di rumah dengan menyewa ruko.
Jika mendirikan di rumah, hal apa saja yang dibutuhkan? Apakah harus dilakukan renovasi dan sebagainya?
Lalu, apabila menyewa ruko, berapa banyak uang yang perlu dikeluarkan untuk menyewa tempatnya?
Jangan sampai karena Moms tidak mempertimbangkan ini matang-matang akan membuat pengeluaran jadi membengkak.
2. Produk yang hendak dijual
Setelah itu, Moms pastikan apa saja produk yang hendak dijual.
Baca Juga: Penasaran Cara Daftar Sembako KJP 2022, Ternyata Mudah Banget! Yuk Segera Ikuti Langkahnya
Ingat, tidak semua jenis sembako bisa dijual, lo.
Moms tentu ingin produk yang dijual bisa tetap laku, maka dari itu, penting untuk melakukan riset atau pengamatan, apa saja yang dibutuhkan oleh tetangga.
Apabila Moms bisa menyediakan barang apa saja yang dibutukan oleh orang-orang sekitar, mereka akan senang bahwa kebutuhannya mudah untuk didapat.
3. Survei harga
Setelah mengetahui apa saja yang hendak diperjualbelikan, pastikan Moms tahu berapa harga jualnya.
Misalnya, barang di toko A dijual dengan harga Rp 120.000 satu kardus, sedangkan di toko B harganya Rp 128.000 per kardus.
Cari tahu, mengapa di toko B lebih mahal, apakah karena kualitasnya lebih baik? Atau karena merknya lebih terkenal?
Memang, tahapan ini tidak bisa sehari langsung selesai dan perlu proses yang cukup panjang.
Ada baiknya Moms tak perlu terburu-buru sehingga bisa menyusun anggaran untuk modal dengan lebih efektif.
Baca Juga: Siap-siap, Bun! Harga Sembako Terbaru di Pasar Jelang Bulan Puasa Semuanya Naik, Berikut Daftarnya
4. Strategi pemasaran
Bagaimana Moms ingin menyampaikan pada calon pembeli bahwa Moms sudah membuka usaha?
Pamflet dan brosur mungkin sudah jadi cara yang konvensional, tapi tetap ada untungnya, lo.
Moms bisa memberikan informasi dalam pamflet atau brosur tersebut mengenai daftar harga dan bisa mereka simpan di rumah.
Tapi tak ada salahnya juga bila Moms ingin menyampaikan melalui media sosial.
Pastikan calon pembeli Moms juga menggunakan media sosial tersebut.
Penting juga bagi Moms untuk selalu memberikan update atau info terkini daftar harga yang diberikan.
Tanpa harus mencetak pamflet atau brosur, Moms sudah bisa memberikan informasi pada calon pembeli.
Minta pembeli untuk merekomendasikannya ke calon pembeli yang lain.
Untuk Moms yang sudah memiliki uang untuk modal, biaya untuk merintis usaha barangkali tak perlu dipusingkan.
Namun, bagaimana bagi Moms yang belum memiliki modal?
Ada banyak sekali cara dan lembaga yang bersedia memberikan pinjaman uang untuk para perintis usaha mikro, lo, Moms.
Berikut adalah beberapa lembaga yang bersedia melakukan pemberian pinjaman uang untuk perintis usaha:
1. Bank
2. Koperasi
3. Bantuan dari Pemerintah seperti Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) atau BLT UMKM
Pinjaman secara online juga bisa didapatkan, namun pastikan pinjaman online tersebut terpercaya dan tidak menjebak.
Dengan begitu, Moms bisa tetap aman dan nyaman saat hendak merintis usaha warung kelontong.
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR