4. Pil kontrasepsi darurat
Morning after pill atau post pill bekerja dengan cara memperlambat atau mencegah terjadinya ovulasi dan mengganggu proses pembuahan sel telur oleh sperma, serta mencegah sel telur yang dibuahi melekat pada dinding rahim.
Ada dua jenis pil kontrasepsi darurat yang direkomendasikan oleh WHO, yakni pil dengan kandungan ulipristal asetat (UPA) dan pil dengan kandungan levonorgestrel (LNG).
Sementara pil kontrasepsi kombinasi dikenal dengan metode Yuzpe, yang bisa digunakan yaitu pil KB kombinasi dengan kandungan ethinyl estradiol + LNG.
Satu dosis haruslah mengandung minimal 0,1 mg ethinyl estradiol dan 0,5 mg LNG.
5. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi non hormonal yang mudah dan praktis digunakan, serta bisa mencegah penularan penyakit kelamin, termasuk infeksi HIV/AIDS.
6. IUD
Intra uterine device (IUD) IUD merupakan alat kontrasepsi yang memiliki bentuk seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh bidan atau dokter.
IUD tembaga bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, yakni sekitar 8-10 tahun, namun kalau posisinya berubah bisa terjadi kehamilan.
Setelah mengenal jenis-jenis kontrasepsi, Bidan Nisa menyebutkan ciri-ciri kontrasepsi yang tidak berkualitas
"Jika sudah expired, kontrasepsi sudah tidak aman digunakan baik kontrasepsi hormonal atau non hormonal," katanya.
"Misal pada kondom lihat apakah kemasan masih bagus atau tidak, terlihat ada bocoran atau tidak," ujar dia.
"Bidan Nisa juga menyarankan supaya Moms mengingat jangka pemasangan alat kontrasepsi, misalnya implan masa 3 tahun, apabila lebih dari 3 tahun namun belum dilepas maka tidak akan berfungsi dengan baik," pungkasnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR