Pada peneliti menemukan bahwa hewan menderita berbagai masalah kesehatan.
Termasuk penurunan fungsi jantung dan memiliki risiko besar terkena penyakit kardiometabolik.
Hal ini sangat mungkin terjadi lantaran organ-organ terkait dapat kehilangan kemampuan penyesuaiannya pasca diet ketat.
“Tubuh sangat fleksibel dan cenderung untuk menyesuaikan tetapi jika dalam keadaan kronis beberapa organ dapat kehilangan kemampuan penyesuaiannya,” Aline M. A. de Souza, Ph.D., salah satu penulis studi dan Asisten Profesor di Departemen Kedokteran Georgewtown di University Medical Center.
Anna Rios, RDN seperti yang dikutip dari Eat This juga berpendapat bahwa temuan dari penelitian ini berkorelasi dengan hasil penelitian serupa tentang bersepeda berat juga dikenal dengan diet yoyo.
Bersebeda berat berbahaya bagi metabolisme tubuh dan dapat mengganggu hormon, serta berbagai fungsi organ lainnya.
Lebih lanjut lagi, Rios menjelaskan diet dan fluktuasi berat badan menyebabkan stres pada tubuh sehingga menghasilkan hormon stres tingkat tinggi yang disebut kortisol.
Baca Juga: Jangan Makan Sembarangan Setelah Lebaran! Waspadai Keracunan Makanan, Begini Pertolongan Pertamanya
Tingkat kortisol yang tinggi dapat menyebabkan peradangan di dalam tubuh dan mengakibatkan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih tinggi.
Jika ingin menjalani diet ia juga menyarankan untuk mengonsultasikannya dengan dokter.
Hal ini untuk mengetahui tentang makan seimbang dengan cara yang berkelanjutan yang sehat.
Diet yang terlalu ekstrim tanpa pengawasan ahli justru dapat berbahaya bagi kesehatan.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR