Nakita.id – Kebiasaan makan sehari-hari yang tidak terkontrol dengan baik dapat memicu sejumlah penyakit mengerikan dalam tubuh.
Terutama bagi orang-orang yang terobesi untuk menaikan maupun menaikan berat badan secara singkat.
Pasalnya studi menunjukan bahwa pola makan yang buruk seperti diet yoyo bisa berakibat buruk bagi kesehatan, Moms.
Diet yoyo barangkali masih terdengar asing di telinga.
Padahal banyak orang mungkin sudah menjalani program ini untuk menurunkan berat badan.
Diet ini merupakan diet dimana pelakunya dengan cepat menurunkan berat badan namun akan naik kembali karena pola makan kembali tidak sehat.
Dalam diet yoyo, Moms harus melakukan diet yang tidak sehat dan membatasi jumlah makanan bernutrisi yang harus dikonsumsi.
Lantas apa kaitannya diet yoyo dengan kesehatan?
Baru-baru ini, studi yang dipresentaskan pada Konferensi Biologi Eksperimental oleh American Physiological Society membuktikan bahwa diet yo-yo juga dapat membahayakan jantung secara serius.
Peneliti kemudian menguji efek penurunan dan penambahan berat badan berulang pada hewan pengerat dengan membatasi kalori untuk sementara waktu, lalu menambah jumlah kalori.
Pola ini diulang sebanyak tiga kali untuk mengatur situasi yang sama seperti diet yoyo.
Pada peneliti menemukan bahwa hewan menderita berbagai masalah kesehatan.
Termasuk penurunan fungsi jantung dan memiliki risiko besar terkena penyakit kardiometabolik.
Hal ini sangat mungkin terjadi lantaran organ-organ terkait dapat kehilangan kemampuan penyesuaiannya pasca diet ketat.
“Tubuh sangat fleksibel dan cenderung untuk menyesuaikan tetapi jika dalam keadaan kronis beberapa organ dapat kehilangan kemampuan penyesuaiannya,” Aline M. A. de Souza, Ph.D., salah satu penulis studi dan Asisten Profesor di Departemen Kedokteran Georgewtown di University Medical Center.
Anna Rios, RDN seperti yang dikutip dari Eat This juga berpendapat bahwa temuan dari penelitian ini berkorelasi dengan hasil penelitian serupa tentang bersepeda berat juga dikenal dengan diet yoyo.
Bersebeda berat berbahaya bagi metabolisme tubuh dan dapat mengganggu hormon, serta berbagai fungsi organ lainnya.
Lebih lanjut lagi, Rios menjelaskan diet dan fluktuasi berat badan menyebabkan stres pada tubuh sehingga menghasilkan hormon stres tingkat tinggi yang disebut kortisol.
Baca Juga: Jangan Makan Sembarangan Setelah Lebaran! Waspadai Keracunan Makanan, Begini Pertolongan Pertamanya
Tingkat kortisol yang tinggi dapat menyebabkan peradangan di dalam tubuh dan mengakibatkan risiko penyakit kardiometabolik yang lebih tinggi.
Jika ingin menjalani diet ia juga menyarankan untuk mengonsultasikannya dengan dokter.
Hal ini untuk mengetahui tentang makan seimbang dengan cara yang berkelanjutan yang sehat.
Diet yang terlalu ekstrim tanpa pengawasan ahli justru dapat berbahaya bagi kesehatan.
Terutama penurunan dan penambahan berat badan yang drastis dalam waktu cepat yang memiliki pengaruh besar pada jantung.
Apalagi jika hal itu dilakukan secara berulang-ulang.
Di luar itu, Rios menunjukan bahwa kebanyakan diet yang menjanjikan penurunan berat badan cepat seperti keto, atkins, dan paleo.
Diet ini akan memengaruhi hubungan Moms dengan makanan dan mungkin menyebabkan siklus berat badan karena pembatasannya.
Sebaliknya, cara terbaik adalah belajar makan dengan penuh pehatian dan makan intuitif untuk pikiran dan jantung yang sehat.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR