Nakita.id - Moms perlu tahu mengenai kasus hepatitis akut misterius.
Penyakit tersebut terjadi di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia juga ditemukan kasus hepatitis misterius tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi telah mempublikasikan kasus Hepatitis Akut misterius sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Hal ini tak terlepas dari ditemukannya 170 kasus Hepatitis Akut misterius di 12 negara di dunia.
Di Indonesia sendiri terdapat tiga kasus hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya ini.
Dimana ketiganya dialami oleh anak-anak di Jakarta dan mereka meninggal dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 31 April 2022.
Alhasil menindaklanjuti temuan tersebut, Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegah dan Pengendalian Penyakit mantap mengeluarkan Surat Edaran nomor HK. 02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology), tertanggal 27 April 2022.
Surat Edaran dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.
Baik untuk Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait.
Sementara itu sampai saat ini Pakar kesehatan dari epidemiolog hingga ahli penyakit menular dalam negeri masih kebingungan menyimpulkan asal muasal hepatitis akut tersebut.
Bahkan, mereka melaporkan bahwa kasus ini berbeda dengan infeksi hepatitis tipe yang sudah ada sebelumnya.
Lantas, bagaimana perbedaan hepatitis misterius dengan hepatitis biasa yang sudah ada sebelumnya?
Menurut mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, setidaknya ada tiga perbedaan yang cukup mencolok.
1. Tidak terdeteksi oleh tes
Berbeda dengan hepatitis biasa yang sudah ada sebelumnya, yakni tipe A, B, C, D, dan E, Hepatitis akut misterius tidak terdeteksi oleh tes.
Pasalnya hasil pemeriksaan laboratorium terhadap jenis ini negatif.
"Nah ini semuanya negatif," ungkapnya melansir Tribunnews.
2. Ditemukan adanya adenovirus
Pada kasus hepatitis biasa gejalanya muncul akibat infeksi virus hepatitis itu sendiri.
Namun hasil pemeriksaan terhadap kasus hepatitis akut misterius menemukan adanya adenovirus yang diduga sebagai penyebabnya.
Meskipun demikian, gejala yang ditimbulkan sama dengan hepatitis tipe yang sudah ada, seperti demam hingga kulit yang berubah warna menjadi kekuningan.
"Yang ketemu pada sebagian kasus malah adenovirus, jadi bukan virus hepatitis, hanya gejalanya adalah gejala hepatitis. Anaknya kena demam, kuning, dan sebagainya. Jadi ini dua hal yang berbeda," lanjut Prof. Tjandra.
3. Etiologi belum jelas
Perbedaan selanjutnya terletak pada etiologi atau asal muasal infeksi hepatitis akut misterius tersebut.
Dibandingkan dengan hepatitis biasa, hepatitis akut misterius belum jelas asalnya dan keterkaitan dengan aspek lain seperti obat-obatan tertentu atau makanan yang dikonsumsi sebelumnya.
Sehingga sebagai langkah untuk meningkatkan kewaspadaan penyakit ini, Prof. Tjandra menilai penyedia layanan kesehatan di Indonesia perlu siaga.
Setidaknya memberikan penjelasan pada tenaga kesehatan dan berbagai terapi dasar bila terjadi kasus. Selain itu, penyuluhan kesehatan pada masyarakat luas juga diperlukan.
“Jelas kewaspadaan memang diperlukan. Untuk deteksi kalau ada kasus yang dicurigai, termasuk akses dan ketersediaan pemeriksaan adenovirus dan berbagai jenis virus lainnya," pungkasnya.
Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan Judul "3 Perbedaan Mencolok Hepatitis Akut Misterius Dengan Hepatitis Biasa"
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR