Gagalnya tumbuh pada anak ini digejalai dengan rendahnya tingkat pertumbuhan tinggi anak yang tak sesuai dengan umurnya (low height-for-age).
Kedua adalah wasting atau sebuah kondisi ketiga berat badan anak jauh berada di bawah indeks berat badan yang ideal (low weight-for-age).
Yang ketiga adalah underweight, atau rendahnya berat badan yang tidak proporsional dengan tinggi badan.
Walaupun dikenal dengan hanya tiga kondisi ini, WHO menambahkan satu lagi kriteria kurang gizi yang dialami oleh anak.
Selain stunting, wasting dan underweight anak yang mengalami kekurangan mikronutrien (micronutrient deficiencies) juga tergolong sebagai kondisi kurang gizi.
Perlu diketahui oleh Moms dan Dads, yang termasuk mikronutrien adalah vitamin dan mineral.
Vitamin dan mineral amat sangat penting untuk membentuk enzim serta hormon yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.
Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah dampak kurang gizi?
Setelah diketahui, kurang gizi pada anak berdampak pada kondisi fisik dan emosionalnya.
Salah satu untuk mengatasi dampak kurang gizi adalah memerhatikan pertumbuhan anak.
Melansir dari laman resmi IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia, Moms bisa memantau pertumbuhan anak dari minggu ke minggu, bulan ke bulan dengan kurva pertumbuhan yang disarankan oleh WHO.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR