Nakita.id - Siapa yang tidak senang jika anak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan oleh Moms dan Dads?
Setelah dilihat dari kurva pertumbuhannya, nampak mengalami kemajuan.
Usaha Moms untuk memberikan nutrisi anak selama ini melalui asupan makanannya bisa dibilang berhasil.
Tapi bagaimana jika tidak? Tubuh anak terlihat lebih kurus dibandingkan teman-teman sebayanya.
Sering hal ini menjadi kekhawatiran bagi Moms dan Dads di luar sana, dan membuat Moms jadi bertanya-tanya, benarkah anak kurus adalah kurang gizi?
Jawabannya, belum tentu, lo, Moms. Tidak selalu anak yang kurus berarti kekurangan nutrisi.
Ya, memang salah satu ciri dari kurang gizi adalah tidak berkembangnya fisik anak sesuai dengan kurva pertumbuhannya.
Namun, coba cek lagi. Selain fisiknya, apakah kemampuan dan potensi kognitifnya serta kegiatan sehari-harinya terganggu?
Apabila iya, bisa jadi memang anak mengalami kekurangan gizi dan harus dikonsultasikan segera dengan dokter anak yang biasa menangani.
Bisa saja, anak selama ini kurus bukan karena kekurangan nutrisi melainkan kekurangan kalori.
Walaupun begitu, nutrisi dan gizi anak tetap tercukupi.
Kekurangan gizi tidak hanya digejalai dengan tubuh anak yang kurus.
Melansir dari NHS, berikut adalah ciri-ciri anak yang mengalami kekurangan gizi:
1. Kurangnya nafsu makan
2. Selalu merasa lelah dan lemas setiap saat
3. Rendahnya daya konsentrasi
4. Suasana hati kurang baik, sering mengalami gelisah dan cemas
Kekurangan gizi atau malnutrisi juga bisa dikaitkan dengan anak yang tidak memiliki gizi yang seimbang.
Sebagai contoh, ada anak yang berbadan gemuk namun mengalami kekurangan nutrisi penting lainnya seperti zat besi atau vitamin.
Akibatnya anak menjadi lebih mudah terkena penyakit walaupun badannya besar dan terlihat sehat-sehat saja.
Perlu diketahui lebih jauh lagi oleh Moms dan Dads, kondisi kurang gizi pada anak dibagi menjadi tiga.
Yang pertama adalah stunting atau gagal tumbuh pada anak yang biasanya terjadi pada usia 24 bulan.
Gagalnya tumbuh pada anak ini digejalai dengan rendahnya tingkat pertumbuhan tinggi anak yang tak sesuai dengan umurnya (low height-for-age).
Kedua adalah wasting atau sebuah kondisi ketiga berat badan anak jauh berada di bawah indeks berat badan yang ideal (low weight-for-age).
Yang ketiga adalah underweight, atau rendahnya berat badan yang tidak proporsional dengan tinggi badan.
Walaupun dikenal dengan hanya tiga kondisi ini, WHO menambahkan satu lagi kriteria kurang gizi yang dialami oleh anak.
Selain stunting, wasting dan underweight anak yang mengalami kekurangan mikronutrien (micronutrient deficiencies) juga tergolong sebagai kondisi kurang gizi.
Perlu diketahui oleh Moms dan Dads, yang termasuk mikronutrien adalah vitamin dan mineral.
Vitamin dan mineral amat sangat penting untuk membentuk enzim serta hormon yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.
Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah dampak kurang gizi?
Setelah diketahui, kurang gizi pada anak berdampak pada kondisi fisik dan emosionalnya.
Salah satu untuk mengatasi dampak kurang gizi adalah memerhatikan pertumbuhan anak.
Melansir dari laman resmi IDAI atau Ikatan Dokter Anak Indonesia, Moms bisa memantau pertumbuhan anak dari minggu ke minggu, bulan ke bulan dengan kurva pertumbuhan yang disarankan oleh WHO.
Melalui kurva pertumbuhan tersebut Moms bisa mengetahui seberapa besar pertumbuhan anak yang ideal sesuai dengan umurnya.
Tidak hanya tinggi dan berat badan, dalam kurva pertumbuhan tersebut akan ada satuan ukuran untuk lingkar lengan dan kepala.
Untuk membantu melakukan pengukuran tersebut, Moms bisa datang ke Posyandu agar anak diukur oleh petugas kesehatan.
Apabila nantinya dirasa anak mengalami masalah dengan pertumbuhan dan perkembangannya, Moms bisa meminta saran pada petugas kesehatan.
Selain itu, untuk memantau kurva pertumbuhan anak Moms bisa meminta bantuan dokter anak.
Memantau pertumbuhan anak juga harus dibarengi dengan memberikan asupan makanan yang tepat.
Berikan makanan bergizi yang mengandung makro dan mikronutrien secara seimbang.
Pastikan juga anak mengonsumsi kalori yang cukup sehingga badan anak tetap nampak terisi.
Jadi, pertanyaan mengenai benarkah anak kurus adalah kurang gizi, jawabannya belum tentu.
Sebab, kekurangan gizi tak hanya berpengaruh pada fisiknya saja, melainkan juga kondisi dan perkembangan emosionalnya.
Konsultasikan juga pada dokter yang menangani dan mengerti riwayat kesehatan anak.
Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terpantau dengan baik.
Baca Juga: Ciri-ciri Ibu Hamil Kurang Gizi yang Wajib Moms Ketahui dan Waspadai Agar Kehamilan Bebas Masalah
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR