Nakita.id – Seusai melahirkan, para ibu baru bergegas mencari tahu bagaimana cara merawat diri saat masa nifas.
Masa nifas merupakan masa pemulihan pada semua organ-organ tubuh termasuk organ kewanitaan untuk berfungsi normal kembali.
Berakhirnya masa ini sampai 40 hari lamanya.
Dalam kurun waktu tersebut banyak perubahan tubuh yang sangat mungkin terjadi.
Bidan Ida Andya Ningrum, Amd. Keb yang membuka praktik di Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengungkapkan beberapa perubahan yang umum terjadi saat masa nifas.
“Keluar darah dari jalan lahir itu biasanya keluar sampai 40 hari masa nifas, munculnya stretch mark di perut ibu, setelah itu bengkak pada payudara lalu bengkak pada kaki, rambut rontok dan vagina terasa lebar dan kering” paparnya dalam wawancara bersama Nakita (09/05/2022).
Bila ibu tidak menyikapi adanya perubahan yang terjadi dengan baik, beragam risiko dapat mengintai kapan saja.
Bidan Ida menambahkan bahwa risiko yang terjadi bila tidak merawat diri selama masa nifas bisa terjadi infeksi pada jahitan hingga bisa stres yang sering disebut dengan baby blues.
Maka dari itu, ibu nifas sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar seperti suami dan keluarga terdekat.
Baca Juga: Melahirkan di Klinik Atau Bidan? Moms Wajib Tahu Keunggulan dan Kelemahan Hingga Kisaran Biayanya
Lantas bagaimana cara merawat diri saat masa nifas?
Perawatan yang perlu dilakukan selama masa nifas yakni mencakup menjaga kebersihan diri dan menjaga asupan nutrisi terpenuhi dengan baik.
Bidan Ida pun menekan bahwa dua hal ini penting selama masa nifas.
“Perawatan yang harus dilakukan pada masa nifas yaitu yang pertama personal hygiene itu sangat penting karena apa karena personal hygiene dapat membantu penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi.”
Kebersihan diri atau personal hygiene yang dimaksud termasuk perawatan darah selama masa nifas
Ibu nifas dianjurkan untuk lebih sering mengganti pembalut maksimal 4 jam sekali atau ketika dirasa sudah penuh sebelum kurun waktu tersebut.
Bidan Ida menambahkan bahwa jika tidak mengganti pembalut lebih dari 4 jam dapat menyebabkan iritasi pada daerah vagina.
“Sering-sering ganti celana dalam juga sering membersihkan vagina dengan cebok dibasuh dari depan ke belakang,” lanjut Bidan Ida.
Pasalnya sebagian ibu masih dilingkupi rasa takut dan tidak berani membasuh dengan air, sebab khawatir jika nantinya berpengaruh buruk pada bekas jahitan.
Mereka kemudian memilih cara merawat diri saat masa nifas dengan menggelap menggunakan tisu setelah buang air besar atau buang air kecil.
“Dan itu malah akan menyebabkan iritasi. Jadi yang paling penting yaitu personal hygiene.” Bidan Ida kembali menegaskan.
Perawatan sama masa nifas yang kedua yakni pentingnya memenuhi asupan nutrisi selama masa nifas untuk membantu proses pemulihan.
“Cara memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu nifas yaitu harus makan makanan yang bergizi, semua boleh dimakan, tidak ada yang makanan yang dihindari, mulai dari buah sayur, daging, dan lain-lain.”
Kendati demikian, Bidan Ida mengingatkan untuk makan dengan sewajarnya supaya nutrisi terpenuhi dengan baik. Tidak ada larangan terkait jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi.
Berbeda dengan jaman dahulu yang masih kental kepercayaan dilarang makan makanan tertentu karena takut jahitannya tidak kering atau ASI tidak lancar.
Padahal menurut Bidan Ida, sebenarnya makanan apapun boleh dimakan termasuk ikan, ayam, atau makanan yang amis-amis yang justru dapat mempercepat penyembuhan luka.
Selain itu, untuk meminimalisir terjadinya infeksi, ibu nifas tidak dianjurkan untuk melakukan aktifitas terlalu berat.
“Kalau ibu nifas beraktifitas terlalu berat dapat menyebabkan jahitan itu membuka atau keringnya agak lama jadi ya kegiatan sewajarnya saja dan dianjurkan ibu nifas itu selama 1 minggu itu pakai jarik dulu kaya orang jaman dulu itu tapihan seperti itu agar jahitannya rapet dan menutup dengan sempurna,” jelasnya.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR