Lalu, bagaimana cara para dokter membedakannya?
“Kita lihat berat badan per umurnya. Kita lihat dari mulai berapa kilogram, kemudian selama pertumbuhannya itu rupanya sesuai kurva pertumbuhan atau tidak?” terang dr. Kornelia.
“Kalau memang dia kurva pertumbuhannya sesuai, terus berat badannya sesuai, tingginya tapi pendek, kemungkinan perawakan pendek kita lihat dari orangtuanya, genetiknya,” lanjutnya menerangkan.
Akan tetapi, lanjut dr. Kornelia, kalau kurva berat badan anak secara usia tidak sesuai dengan arah garis pertumbuhan, kemungkinan pendeknya itu akibat kekurangan nutrisi.
“Itu yang disebut dengan stunting,” katanya.
Nah, bagaimana cara memenuhi kebutuhan nutrisi untuk anak stunting?
“Untuk mengoptimalkannya, untuk makanan kadang saya sarankan anak-anak itu mengonsumsi, setiap makan ditambahkan mentega dan keju. Jadi, lemaknya banyak,” saran dr. Kornelia.
“Kemudian yang kedua, kalau bisa lauknya dua. Saya bilang lauknya dua tuh misalnya apa? Ayam sama daging, kita jadikan satu dalam satu menu ya. Kemudian bisa ati sama ayam, bebas,” tambahnya.
Namun, dr. Kornelia tetap mengingatkan untuk menambahkan sayuran ke dalam makanan anak-anak.
Selain itu, dr. Kornelia juga menyarankan untuk mengonsumsi susu yang isokalori, jika anak sudah terbiasa mengonsumsi susu formula.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR