Nakita.id – Makan ikan mentah sudah terdengar lazim ya Moms.
Bahkan di beberapa restoran mereka memiliki hidangan khusus yang memakai ikan mentah sebagai bahan utama.
Biasanya ikan maupun daging mentah tersebut hanya perlu ditambahkan beberapa kondimen untuk menambah cita rasa.
Tetapi kenyataannya adalah selalu ada risiko keracunan makanan saat makan ikan atau daging mentah.
Hal ini lantaran daging, ikan mentah atau setengah matang dan makanan laut lainnya, kemungkinan besar terkontaminasi bakteri penyebab penyakit.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), bakteri tersebut meliputi seperti Campylobacter, Salmonella, Clostridium perfringens dan E. coli,
Meskip demikian, bukan berarti Moms harus sepenuhnya menghilangkan hidangan ikan dan daging mentah dari daftar menu.
Ikan dan daging mentah dapat memberikan beberapa manfaat nutrisi yang sama seperti daging yang dimasak.
Dilansir dari Live Strong, Michelle Jaelin, RD, ahli diet yang berbasis di Ontario, Kanada mengatakan bahwa ikan dan daging mentah menyediakan banyak protein, serta zat besi, seng, dan asam lemak omega-3 sama seperti daging yang telah dimasak.
Jaelin mengatakan ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa memasak daging dapat menurunkan beberapa bioavailabilitas mineral tertentu serta vitamin B yang notabele larut dalam air.
Misalnya, sebuah studi Januari 2009 di Meat Science menemukan bahwa memasak daging menurunkan jumlah kalsium, natrium, kalium, magnesium dan fosfor dalam enam potongan daging yang berbeda, termasuk iga sapi, perut, daging sapi muda.
Namun kendati demikian, memasak ternyata meningkatkan jumlah zat besi dan seng dalam daging sapi.
Dalam sebuah studi Juli 2017 di PLOS One menemukan bahwa tidak ada perubahan drastis dalam kandungan asam lemak pada salmon dan mackerel jack Chili saat memanggang, microwave, atau mengukus ikan dibandingkan dengan versi mentahnya.
Meski tampaknya memasak dapat menurunkan beberapa mineral sambil meningkatkan zat besi dan seng. Memasak tidak secara signifikan mempengaruhi kandungan lemak sehat pada ikan.
Jadi tidak ada alasan untuk khawatir ya Moms bahwa makan protein yang dimasak akan memberikan manfaat yang lebih sedikit daripada memakannya mentah.
Namun tetap ingat bahwa risiko makan protein mentah tetap dapat mengintai.
Bahaya yang paling parah dari memakan makan ikan atau daging mentah dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
Gejala umum keracunan makanan, menurut CDC, meliputi: sakit perut, kram perut, mual, muntah, diare dan demam.
Risiko ini terutama lebih tinggi ketika Moms menyiapkan hidangan makanan mentah di rumah dibandingkan makan di luar atau memesan makanan untuk dibawa pulang.
Saat makan di luar, koki di restoran biasanya diharuskan mampu menyiapkan ikan atau daging mentah yang dapat meminimalkan risiko penyakit bawaan makanan.
Menyiapkan hidangan ikan atau daging mentah di rumah juga beresiko adanya kontaminasi silang. Berikut adalah cara aman saat menyiapkan makanan ikan atau daging mentah di rumah.
1. Jika menyiapkan hidangan yang membutuhkan sayuran segar dan ikan mentah atau daging, pastikan untuk menggunakan talenan, pisau, dan peralatan masak lainnya yang berbeda.
Kalau perlu mencucinya dengan sabun panas dan menyekanya hingga bersih sebelum menyiapkan daging atau ikan.
Saat menyimpan ikan atau daging mentah di rumah, tempatkan dalam wadah atau kantong plastik tahan bocor yang disegel di lemari es sampai siap untuk memakannya,
2. Makan makanan mentah sesegera mungkin dan menghindari membiarkannya berjam-jam karena itu dapat menyebabkan bakteri bersarang dan berkembang biak.
Secara umum, makanan yang mudah rusak yang ditinggalkan pada suhu kamar selama lebih dari dua jam harus dibuang, kecuali jika suhunya di atas 32 derajat celcius, maka waktunya dikurangi menjadi satu jam.
Jadi, selalu buang sisa makanan yang telah terpapar dalam waktu yang tidak aman atau terpapar suhu tertentu. Jaelin juga tidak merekomendasikan menyimpan sisa ikan mentah atau hidangan daging di lemari es untuk hari berikutnya.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR