Namun, hal yang perlu diperhatikan sebelum melahirkan adalah, kondisi fisik masing-masing ibu hamil.
Apabila ibu hamil memiliki komplikasi kehamilan seperti adanya tekanan darah tinggi, diabetes, atau kondisi berbahaya lainnya, sebaiknya lakukan persalinan dengan dokter di rumah sakit.
Tetapi, jika kondisi fisik dan kandungan ibu dalam keadaan baik dan normal, maka dipersilakan untuk melahirkan di bidan terdekat.
"Semua pelayan kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun perawat sudah punya kompetensinya sendiri-sendiri, perbedaanya memang untuk persalinan yang dibantu oleh bidan biasanya persalinannya yang tidak ada penyulit. Namun, jika ada penyulit lainnya yang harus dilakukan, operasi sectio atau ada kondisi khusus yang harus diperhatikan dan tidak memungkinkan melahirkan di bidan praktik mandiri, biasanya bidan akan memberi rujukan untuk ke fasilitas yang lebih tinggi, disarankan melakukan pemeriksaan atau persalinan di dokter atau rumah sakit," ucap bidan Tantri.
Bidan Tantri kembali menekankan memilih dokter atau bidan sama baiknya, yang terpenting kondisi kesehatan ibu dan janin jadi faktor utama penentu tempat untuk melahirkan.
Bidan Tantri membenarkan jika mayoritas persalinan di Indonesia memang ditangani oleh seorang bidan, ini dikarenakan karena perihal kenyamanan, tetapi ada pula ibu yang lebih memilih melahirkan di rumah sakit.
"Pada intinya, semua tenaga kesehatan memberikan sesuai kompetensinya, sebenarnya tidak ada perbedaan. Sedikit membedakan adalah hanya seberapa percaya klien terhadap provider, ada beberapa ibu yang percaya sama bidan karena mungkin sesama perempuan, tetapi sekarang banyak juga dokter kandungan atau kebidanan dari wanita," sambungnya.
Pada acara yang sama, Moms Evi Hilda Utami, S.Pd, berbagai pengalamannya setelah melahirkan kedua anaknya di bidan. Pengalaman melahirkan di bidan ini menjadi momen yang tak mungkin ia lupakan begitu saja.
Moms Evi sempat bercerita bahwa ia memiliki ketakutan akan proses persalinan. Pasalnya, anak pertamanya lahir melewati HPL dan di kehamilan keduanya, ia memberikan afirmasi agar sang janin lahir sesuai dengan tanggal yang diperkirakan.
"Kemarin alhamdulillah lahiran dua-duanya normal dibantu oleh ibu bidan, pengalamannya dimulai dari HPL 16 Agustus 2021, kandungan 7 bulan memberikan afirmasi ke dedek bayi kalau dedek bayi harus lahir di mingggu ke 38-39 karena lahiran aku yang pertama itu melewatkan HP yang membuat aku takut, tegang, dan kapan lahiran," ucap Moms Evi.
Saat hamil anak keduanya, Moms Evi mengaku jika ia rutin melakukan aktivitas fisik yang ringan. Ia percaya bahwa dengan melakukan ini secara rutin akan memudahkan proses persalinan anak keduanya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR