Nakita.id - Moms, apakah Si Kecil mendadak gatal-gatal, bersin-bersin, atau diare setelah mengonsumsi makanan tertentu?
Melihat kondisi ini pasti kita curiga bahwa anak mengalami alergi.
Alergi adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak normal terhadap zat asing.
Zat asing yang dapat memicu reaksi alergi disebut juga zat alergen.
Saat terjadi kontak dengan zat alergen, sistem kekebalan kita akan menganggap zat tersebut bisa membahayakan tubuh.
Sehingga kemudian munculah reaksi alergi seperti gatal-gatal, bersin, diare, dan lainnya.
Nah Moms, lalu bagaimana caranya mengetahui apakah anak kita mengalami alergi atau tidak?
dr. Sri Lestari, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak, Konsultan Alergi Imunologi dari RS EMC Pulomas menyarankan agar Moms melakukan tes alergi.
Namun, tentu ada prosedurnya Moms. Yuk, cari tahu lebih banyak seperti apa prosesnya!
Sebelumnya, ketahui dulu bahwa tes alergi adalah prosedur untuk mengetahui apakah pasien memiliki reaksi alergi terhadap zat atau benda tertentu.
Namun untuk mengetahui kemungkinan alergi, dr Sri menjelaskan bahwa tahap pertama tidak akan langsung dilakukan tes.
"Apabila ada anak yang dicurigai mengalami alergi, kita enggak langsung melakukan tes pemeriksaan alergi," katanya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Jumat (27/5/2022).
"Tapi ditanya dulu dalam riwayat keluarganya ada enggak faktor risiko alergi," lanjutnya.
"Misalnya kedua orang tuanya memang ada riwayat alergi, sekitar 60% pasti anak ini alergi juga," ujar dia.
Kemudian akan dilihat secara fisiknya dan diidentifikasi apakah ada tanda-tanda alergi seperti berikut ini.
"Biasanya anak-anak yang alergi kulitnya kering," kata dr Sri.
"Kemudian pada anak yang lebih besar matanya seperti mata panda ada lingkaran hitam dan di hidungnya seperti ada garis karena sering dikucek-kucek," lanjutnya.
dr Sri menjelaskan, garis pada hidung anak terbentuk karena sensitivitas hidungnya terhadap zat alergen sehingga sering gatal atau meler.
Selanjutnya baru bisa dilakukan pemeriksaan, sebenarnya anak ini alergi terhadap apa.
dr Sri menjelaskan ada 3 tahap pemeriksaan alergi yakni, tes kulit (skin prick test), tes darah, atau dengan diet eliminasi.
1. Skin prick test
Caranya, dokter akan meneteskan larutan yang telah dicampur dengan alergen ke kulit pasien.
"Misalnya anak alergi telur, kita taruh alergen yaitu telur di kulit kemudian diteteskan formula khusus," kata dr Sri.
"Kemudian area kulit tadi ditusuk pakai jarum sedikit dan dilihat apakah ada reaksi alergi yang muncul," lanjutnya.
Tujuan ditusuk pakai jarum supaya alergen bisa masuk ke bawah permukaan kulit dan dilihat reaksinya.
Umumnya, reaksinya akan muncul dalam waktu 15–20 menit.
2. Tes darah
Tes darah atau IgE specific test adalah pemeriksaan alergi melalui pengambilan sampel darah pasien.
Sampel darah tersebut kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa kadar Imunoglobulin E (IgE) pasien.
IgE adalah antibodi dalam tubuh dan biasanya jumlahnya akan meningkat saat tubuh mengalami reaksi alergi.
3. Diet eliminasi
Caranya yakni dengan menghentikan konsumsi makanan yang dicurigai jadi pemicu alergi.
"Misalnya kita curiga anak alergi telur, coba cegah dia supaya tidak makan telur selama 2 minggu," kata dr Sri.
Kemudian Moms bisa memperhatikan apakah gejala alerginya membaik dan hilang atau justru tidak.
"Setelah gejalanya hilang coba makan telur lagi apakah akan muncul lagi gejalanya atau tidak sama sekali," ujar dr Sri.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR