Nakita.id - Gempa bumi melanda beberapa wilayah di NTB pada Senin (6/6/2022) pukul 11.44 WITA.
Wilayah yang diguncang gempa diantaranya Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu.
Melansir Kompas, gempa tersebut berkekuatan magnitudo 5,1 dan magnitudo 5,0.
Pusat gempa brada pada koordinat 8,76 LS; 118,40 BT.
Tepatnya, di wilayah daratan Dompu di kedalaman 126 KM.
Tak hanya sekali, gempa terjadi sebanyak dua kali.
Kepala BMKG Bima yang bernama Topan Primadi mengonfirmasi perihal kabar gempa di Bima.
"Gempanya dua kali tadi, pertama M 5,1, kemudian terjadi susulan dengan kekuatan M 5,0," ujar Topan.
Akibat guncangan yang cukup keras, membuat masyarakat panik.
Banyak masyarakat yang keluar dari rumah.
Termasuk, para pegawai di kantor pemerintahan berusaha keluar gedung untuk menyelamatkan diri.
Meski gempa terasa cukup kencang, hingga kini belum ada laporan kerusakan.
"Laporan anggota di lapangan memang gempa tadi membuat warga panik berhamburan keluar gedung. Warga di Sumba saja merasakan getarannya, apalagi kita yang lokasinya berdekatan dengan pusat gempa. Untuk kerusakan, sampai sekarang belum ada laporan," papar Topan.
Menurut Topan, dari hasil permodelan, gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Diimbau supaya warga tidak mudah panik dan percaya dengan berita yang belum tentu kebenarannya.
Gempa bumi kerap membuat anak-anak menjadi ketakutan, bahkan ada yang trauma.
Melansir State, ada beberapa pedoman bagi orangtua untuk menolong anak saat alami gempa bumi.
Pertama, luangkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak.
Beri tahu anak-anak untuk mengajukan pertanyaan, serta mengungkapkan apa yang ditakuti atau dikhawatirkan.
Moms harus terbuka dalam menjawab pertanyaan baru dan memberikan informasi yang berguna bagi Si Kecil.
Kedua, jadilah panutan untuk tetap tenang. Melihat orangtuanya tenang, bisa membuat Si Kecil tidak bertambah panik.
Ketiga, bantu anak supaya merasa aman. Ini termasuk memberi tahu anak mengenai apa yang harus dilakukan ketika misalnya terjadi gempa susulan.
Moms perlu menjelaskan mengenai bagaimana cara anak-anak menjaga keamanan keluarga.
Keempat, Moms perlu menunjukkan kepada anak mengenai usaha komunitas dalam membereskan kondisi pasca bencana.
Misal, mengajarkan anak membantu bersih-bersih pasca bencana dan sebagainya.
Jika anak alami ketakutan terus menerus selama beberapa bulan setelah gempa bumi, Moms sebaiknya berkonsultasi dengan ahlinya.
Baik itu dokter, konselor, atau profesional kesehatan mental.
Baca Juga: BMKG Angkat Bicara, Apakah Pulau Kalimantan Benar-benar Aman dari Gempa Bumi?
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR