“Setelah usia 1 bulan, saat siang aku bangunin Issa kalau dia sudah tidur lebih dari 2 jam, jadi aku bisa feed dia dan kasih kalori yang lebih saat siang hari,” jawabnya.
Ia kemudian membeberkan bagaimana caranya untuk mengenalkan siang dan malam pada sang anak.
“Saat siang aku pastiin dia kena matahari atau cahaya lain dan buat dia beraktivitas,” ungkapnya. Saat malam aku bawa dia ke kamar dan gaada suara (hanya white noise), cahaya redup dan membosankan jadi dia tau itu waktunya untuk tidur,” lanjutnya.
Rupanya Nikita mempunya alasan tersendiri mengapa ia mengajarkan sang anak siang dan malam sejak dini.
“Harus rutin jadi lama lama dia ngerti kalau terang dan seru adalah siang hari, tapi kalau gelap dan membosankan adalah malam hari,” ungkap Nikita.
Di ungahan lain ia menuliskan bahwa menginjak usia Baby Izz yang baru 2 bulan, ia dan suami belum melakukan sleep training. Kendati demikian sejak usia 1 bulan mereka telah membuat sleep routine.
"Tapi dari usia 1 bulan kita udah buat sleep routine jadi dia bisa bedakan siang dan malam. Kalau malam setelah dream feed dia bisa tidur sekitar 5 jam, jadi aku dan indra nggak terlalu begadang," bebernya.
Lantas apa saja sih manfaat dengan mengenalkan anak siang dan malam itu?
Bayi yang baru lahir tidak memiliki jam tubuh internal sehingga mereka akan makan lalu tidur dengan interval yang cukup teratur, sepanjang waktu, siang atau malam. Hal ini cukup menjelaskan mengapa bayi lebih banyak terjaga di malam hari daripada siang hari.
Dilansir dari Made For Mums, secara bertahap bayi akan mengembangkan ritme sirkadian sendiri yang dipengaruhi oleh paparan sinar matahari. Akhirnya, mereka akan mulai tidur lebih lama di malam hari dan tetap terjaga lebih lama di siang hari.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR