Menurutnya, durasi perpanjangan cuti ibu hamil ini sangat membantu untuk bisa beradaptasi dengan peran barunya sebagai seorang ibu.
"Perannya kan akan double menjadi istri dan ibu. Dengan perubahan ini, membuat ibu juga harus bisa beradaptasi dengan banyak perubahan lain.
Misalnya, tuntutan menjadi seorang ibu, bagaimana dia menghadapi dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya," ungkap Anna Surti Ariani.
Perubahan besar dalam kondisi psikologis ini akan terasa berat dijalani seorang ibu jika hanya dijalani dalam waktu singkat. Dengan masa cuti hamil ini, bisa membantu ibu lebih mengenal kondisi fisiknya yang mulai berubah pasca melahirkan.
"Proses kehamilan dan melahirkan adalah proses yang luar biasa untuk ibu. Secara hormonal berubah, bentuk tubuh juga berubah, lalu ada fungsi pada tubuh yang juga berbeda," papar Anna.
Masa cuti hamil menjadi cara agar ibu juga bisa beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada anak.
Disebutkan oleh Anna, jika ibu hamil memiliki masa cuti hamil yang lebih panjang, maka akan membantu dirinya untuk beristirahat dengan waktu yang lebih lama demi memulihkan kondisinya.
Anna Surti Ariani juga menambahkan, masa cuti hamil yang lebih panjang akan membantu ibu menyelesaikan permasalahannya, termasuk perubahan kondisi psikis yang dialami pasca melahirkan.
Sebab, jika ibu hamil tak memiliki waktu yang cukup untuk memulihkan diri, akan ada risiko gangguan psikologis yang bisa dialami, yaitu PMAD (Perinatal Mood and Anxiety Disorder).
"PMAD ini bisa terjadi akibat dari terkumpulnya permasalahan pasca melahirkan. Mulai dari Postpartum Depression, Postpartum Anxiety, Postpartum Obssesive Cumplusive dan Postpartum Panic Disorder," jelas psikolog yang akrab disapa Nina ini.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR