TANYA:
Ibu Mayke yang baik, putra kami (2;5) masih pegang-pegang (maaf) puting payudara saya kalau mau tidur atau pada saat terbangun tengah malam.
Padahal saya sedang hamil 7 bulan. Saya bingung kalau adiknya lahir nanti dia akan lebih rewel lagi.
Sudah hampir 2 minggu ini dia selalu tidur di atas pukul 10 malam. Bahkan sering pukul 12 malam baru tidur. Lantaran tak kunjung tidur, akhirnya saya menyerah karena tidak tega dan membiarkan puting untuk dipegang sampai ia tertidur.
Lalu, bagaimana caranya agar ia mau pisah tidur dengan saya? Kami tinggal berempat (saya, suami, anak dan adik laki-laki saya).
Pembantu hanya bekerja dari pukul 10 pagi sampai 3 sore. Kami hanya punya dua kamar.
Pernah anak saya dicoba tidur sekamar dengan pamannya, tapi baru setengah jam dia terbangun dan menangis minta tidur dengan saya.
Sampai sekarang belum dicoba lagi.
Bagaimana caranya agar anak saya bisa pisah kamar dengan saya dan tidak tidak pegang-pegang puting lagi? Terima kasih atas jawabannya.
Mela - Tangerang
Jawab:
Memegang-megang puting merupakan kebiasaan yang bisa dihilangkan.
Bu Mela sudah berusaha untuk mengatasi dengan melarangnya, tetapi belum berhasil.
Sebenarnya usaha Anda sudah benar, sayangnya tidak dilanjutkan karena tidak tega.
Bu Mela bisa mencoba lagi dan sebagai pengganti kebiasaannya, coba Anda usap-usap tangan atau punggungnya sampai dia tertidur, atau berikan benda yang bisa dia pegang-pegang.
Mungkin saja usaha ini baru berhasil setelah satu bulan atau bahkan lebih.
Yang jelas, dibutuhkan usaha yang cukup keras dan tegas.
Mengapa sebaiknya kebiasaan ini dihilangkan sesegera mungkin?
Tujuannya agar anak tidak mempunyai ketergantungan yang tidak perlu pada ibunya.
Lagi pula apabila kebiasaan ini dibiarkan akan semakin sulit menanganinya.
Apalagi dia anak laki-laki, rasanya tidak pantas kalau sampai besar masih memegangi puting susu ibunya. Bagaimana nantinya kalau ia sampai terangsang pada ibu secara seksual?
Mengingat sebulan lagi adiknya akan lahir, sebaiknya saat ini jangan memisahkan anak untuk tidur dengan pamannya, apalagi kalau hubungan dengan pamannya tidak terlalu dekat.
Apakah tidak bisa menyiasati penataan kamar tidur agar anak sulung tetap tidur sekamar dengan Anda dan suami?
Saya khawatir kalau segera dipisah menjelang kelahiran adiknya, dia akan merasa tersisih dan tidak disayang lagi oleh orangtuanya.
Bisa muncul dampak-dampak sampingan, anak mengalami depresi, sering marah, rewel, dan merasa iri hati pada adiknya.
Kalau sampai hal ini terjadi, bisa mengganggu perkembangan anak selanjutnya, baik dalam aspek yang berhubungan dengan fungsi kecerdasan, maupun fisik.
Fungsi kecerdasan terganggu karena anak tidak termotivasi untuk mempelajari hal-hal baru, seakan-akan kehilangan semangat, sulit berkonsentrasi sehingga nanti akan mengurangi kesempatannya untuk mempelajari hal-hal baru.
Perkembangan fisik pun bisa saja terganggu karena anak jadi lebih sering sakit akibat kehilangan nafsu makan atau mengembangkan perilaku sulit makan, sulit tidur, dan melakukan penolakan terhadap kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari (mandi, sikat gigi, belajar memakai baju sendiri, dan lain-lain).
(Asuhan: Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSI, Play Therapist dan Psikolog)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR