Nakita.id - Simaks Moms, begini kata psikolog terkait apakah benar bayi prematur rentan mengalami depresi saat dewasa.
Ada banyak informasi yang beredar terkait kelahiran bayi prematur, salah satunya adalah bayi prematur rentan mengalami depresi saat dewasa.
Banyak orang yang mengatakan, penyebab bayi prematur rentan mengalami deperesi saat dewasa adalah karena, ketika lahir bagian otaknya belum terbentuk sempurna.
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang harus diwaspadai.
Karena, depresi ini masalah kesehatan mental yang akan memengaruhi perasaan, cara berpikir, cara bertindak, dan lain-lain.
Ketika mengalami depresi, tentu saja anak akan kesulitan berdaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Tak heran bila banyak Moms yang melahirkan bayi prematur dirundung rasa khawatir.
Kebanyakan Moms yang melahirkan bayi prematur khawatir pertumbuhan dan perkembangan anaknya tidak berjalan optimal.
Rasa khawatir itu merupakan hal lumrah, tapi jika berlebihan juga tidak baik dan bisa membuat Moms mengalami masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Ini 4 Penyebab Cerebral Palsy pada Anak, Salah Satunya Bayi Lahir Prematur
Apakah Benar Bayi Prematur Rentan Mengalami Deperesi Saat Dewasa?
Menurut Anggita Hotna Panjaitan, M.Psi., Psikolog dari Mentari Anakku dan Biro Psikologi Attentive, memang beberapa penelitian mengatakan bahwa anak yang terlahir prematur rentan mengalami gangguan kesehatan mental di masa mendatang.
"Berdasarkan beberapa penelitian, memang sudah dilaporkan bahwa ada kecenderungan anak yang mengalami prematur bisa mengalami kerentanan di masa dewasa juga terhadap gangguan kesehatan mental atau isu-isu yang berkaitan dengan emosi itu, iya memang benar," tutur Anggita dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Rabu (6/7/2022).
Tapi Anggita mengaskan, tidak semua anak yang terlahir prematur akan mengalami hal tersebut. Karena, terkadang penelitan yang dilakukan pengambilan samplenya tidak banyak.
"Tapi, bukan berarti semua anak prematur akan mengalami hal tersebut juga. Karena biasanya, penelitian-penelitian yang dilakukan jumlah sampelnya tidak banyak," sambungnya.
Bedasarkan penelitian, bayi prematur rentan mengalami depresi karena ada perkembangan yang belum matang di otaknya.
Meski begitu, Anggita mengingatkan orangtua tak boleh terus-terusan takut dan lebih baik mencari cara bagaimana melindungi anak dari gangguan kesehatan mental.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk melindungi anaknya dari gangguan kesehatan mental.
Baca Juga: Cara Merawat Bayi Prematur Agar Cepat Gemuk, Pastikan Si Kecil Mendapatkan Cukup Nutrisi Ya Moms!
"Mulai dari keterampilan mengenal dan mengelola emosi, keterampilan interpersonalnya supaya dia bisa mendapat dukungan sosial di masa dewasa, keterampilan mengelola stres, problem solving, serta relasi yang ramah, dan hangat untuk anak," sambung Anggita.
Anggita juga menyarankan, supaya para orangtua bisa mengajarkan keterampilan mengenal dan mengelola emosi sejak anak berusia dini.
Karena, bahasa pertama anak adalah dengan menangis.
Nah, ketika anak sudah mulai bisa mengerti omongan dari orangtuanya, maka itu waktu yang pas untuk dikenalkan berbagai emosi.
"Dari kecil, tapi yang pasti dimulai dari pengenalan emosi karena anak mulai lahir dengan menangis, maka yang ia tahu nangis itu sebagai simbol sedih, marah, frustasi, dan apapun itu bahasa pertama, maka ketika anak sudah bisa mulai mengakses informasi, mengerti omongan orangtua, maka bisa dikenalkan emosi," ungkap Anggita.
Mulai dari senang, sedih, bahagia, kesal, dan sebagainya.
Ajari juga anak bagaimana cara mengontrol emosi tersebut Moms.
Misalnya, ketika anak mara,h Moms validasi dulu perasaannya dan kemudian memeluknya.
Nah, itu penjelasan Moms dari psikolog terkait bayi prematur rentan mengalami depresi saat dewasa.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR