"Berdasarkan beberapa penelitian, memang sudah dilaporkan bahwa ada kecenderungan anak yang mengalami prematur bisa mengalami kerentanan di masa dewasa juga terhadap gangguan kesehatan mental atau isu-isu yang berkaitan dengan emosi itu, iya memang benar," tutur Anggita dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Rabu (6/7/2022).
Tapi Anggita mengaskan, tidak semua anak yang terlahir prematur akan mengalami hal tersebut. Karena, terkadang penelitan yang dilakukan pengambilan samplenya tidak banyak.
"Tapi, bukan berarti semua anak prematur akan mengalami hal tersebut juga. Karena biasanya, penelitian-penelitian yang dilakukan jumlah sampelnya tidak banyak," sambungnya.
Bedasarkan penelitian, bayi prematur rentan mengalami depresi karena ada perkembangan yang belum matang di otaknya.
Meski begitu, Anggita mengingatkan orangtua tak boleh terus-terusan takut dan lebih baik mencari cara bagaimana melindungi anak dari gangguan kesehatan mental.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk melindungi anaknya dari gangguan kesehatan mental.
Baca Juga: Cara Merawat Bayi Prematur Agar Cepat Gemuk, Pastikan Si Kecil Mendapatkan Cukup Nutrisi Ya Moms!
"Mulai dari keterampilan mengenal dan mengelola emosi, keterampilan interpersonalnya supaya dia bisa mendapat dukungan sosial di masa dewasa, keterampilan mengelola stres, problem solving, serta relasi yang ramah, dan hangat untuk anak," sambung Anggita.
Anggita juga menyarankan, supaya para orangtua bisa mengajarkan keterampilan mengenal dan mengelola emosi sejak anak berusia dini.
Karena, bahasa pertama anak adalah dengan menangis.
Nah, ketika anak sudah mulai bisa mengerti omongan dari orangtuanya, maka itu waktu yang pas untuk dikenalkan berbagai emosi.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR