Sampai akhirnya, Baruch Blumberg datang dengan penemuan penting berupa antigen Australia.
Antigen ini ditemukan oleh Blumberg dalam darah seorang Aborigin di Australia yang ternyata merupakan antigen permukaan virus hepatitis B.
Temuan itu akhirnya mengarah pada tes untuk menyaring donor darah untuk virus dan vaksin hepatitis. Meskipun hasil penelitian Blumberg adalah monumental, temuannya awalnya kebetulan.
Pada akhir 1950-an, saat bekerja di Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) di Bethesda, Maryland, ia menemukan sebuah kejanggalan.
Kemudian, pada tahun 1963, ia mengepalai Bagian Kedokteran dan Genetika Geografis baru dari NIH. Blumberg dan rekan kerjanya kembali menemukan penemuan baru pada penelitiannya.
'Antigen merah' dari hasil antibodi dalam serum seorang penderita hemofilia dari New York yang berinterkasi dengan antigen dalam serum seorang Aborigin, dan kemudian dinamai antigen Australia.
Meskipun temuan ini tidak relevan, namun dari situlah hipotesis Blumberg mulai bergerak.
Baca Juga: Ciri-ciri Gatal karena Hepatitis C Akibat Iritasi yang Bisa Mempengaruhi Kesehatan Kulit
Hari Hepatitis Sedunia 28 Juli, diambil dari hari ulang tahun sang ilmuan sebagai bentuk penghargaan.
Antigen yang ia temukan 100 kali lebih umum pada pasien dengan leukemia daripada pada donor darah yang sehat.
Spekulasi awal Blumberg bahwa antigen itu diwariskan dan mempengaruhi pembawa leukemia. Spekulasi ini terbantah dengan temuan kecenderungan leukimia pada Down Syndrom.
Pada tahun 1964, tak lama setelah Blumberg pindah dari NIH ke Pusat Kanker Fox Chase di Philadelphia, Pennsylvania, ia dan rekannya Tom London menemukan bahwa antigen tersebut tidak ditemukan pada kelompok bayi baru lahir.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR