Nakita.id - Saat anak memasuki usia remaja tentu banyak hal yang orangtua pikirkan.
Moms dan Dads tentu memikirkan bagaimana cara mereka bisa berinteraksi dengan sesama dan melakukan hal yang sebelumnya tak pernah mereka hadapi sebelumnya.
Anak yang memasuki usia remaja biasanya memang akan memiliki banyak perubahan.
Anak yang memasuki usia remaja terkadang mengalami perubahan dari segi emosi yang tidak stabil.
Mereka juga terkadang lebih menjaga jarak apalagi dalam kegiatan privasi aktivitas sehari-harinya.
Maka jangan heran ketika anak memasuki usia remaja mereka seakan memiliki dunia sendiri.
Mungkin anak yang tadinya selalu bercerita tentang apapun ketika memasuki usia remaja malah semakin tertutup.
Apa yang mereka alami dan mereka rasakan kerap merasa canggung jika diceritakan kepada orangtua.
Banyaknya perubahan yang terjadi tentu saja membuat orangtua perlu mencari cara bagaimana pola asuh yang tepat untuk diterapkan dalam kehidupan anak memasuki usia remaja.
Baca Juga: Masih Banyak yang Belum Tahu, Berikut Manfaat Terapi Growth Hormon Pada Anak dan Remaja
Perubahan yang terjadi pada anak memasuki usia remaja terkadang membuat beberapa orangtua merasa tak terima.
Apalagi Moms mengenal sikap anak sejak lama ketika mereka pertama kali dilahirkan ke dunia.
Namun Moms perlu menyadari jika perubahan sikap dan perilaku orangtua juga perlu dibarengi dengan perubahan pola asuh.
Penerapan pola asuh ini harus dilakukan untuk menyikapi anak menjelang memasuki masa remaja.
Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Jumat (15/7/2022), Evryanti C. Putri, M.Psi., Psikolog yang berpraktik di TigaGenerasi@Brawijaya Clinic Kemang mengatakan jika tidak ada contoh pola asuh yang tertulis untuk diterapkan dalam kehidupan anak memasuki usia remaja.
Tetapi Evrytanti menjelaskan sebagai orangtua, seharusnya bisa menyesuaikan dengan kondisi yang anak tunjukkan.
Moms dan Dads mungkin tidak tahu hal apa saja yang anak inginkan, maka dari itu orangtua perlu menyesuaikan diri agar bisa diterima oleh anak.
"Tidak ada manualnya atau baku anak harus seperti apa. Balik lagi kita menyesuaikan kondisi anak kita, bahkan situasinya seperti apa. Jadi tidak ada pola asuh baku yang diterapkan ke anak remaja," tutur Evryanti.
Evryanti menjelaskan ketika anak memasuki usia remaja perubahan dalam dirinya sangatlah signifikan.
Anak mungkin ingin mencoba hal-hal baru dan memiliki rasa penasaran tinggi terhadap hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.
Disinilah peran orangtua sangat penting untuk mengontrol bagaimana anak berperilaku.
Beberapa orangtua mungkin terkesan melerai atau melarang hal baru yang ingin mereka lakukan.
Tetapi Evryanti menyarankan agar para orangtua disarankan untuk memposisikan dirinya sebagai anak agar memahami apa yang anak rasakan.
Moms harus ingat bahwa, terkadang anak remaja lebih suka bercerita dibanding mendengarkan.
Jadi apabila mereka ingin melakukan sesuatu hal yang dirasa orangtua tidak baik, Moms mungkin bisa mendengarkan alasannya terlebih dahulu mengapa mereka memilih hal tersebut sebelum memberikan masukan.
Dengan begitu, Moms bisa memberikan arahan atau masukan tanpa merasa anak terhakimi.
"Pahami anak, kalau ke anak remaja kita harus memposisikan diri kita seperti mereka karena mereka sedang mengalmi perubahan baik secara fisik, kognitif, emosional sedang intens bahkan hormon juga," sambungnya.
Untuk bisa memposisikan diri sebagai orangtua yang memahami anak memang tak mudah.
Bukan tugas kecil untuk bisa mendidik anak menjadi remaja yang baik, peduli dan berperilaku positif.
Moms sudah pasti pernah memasuki usia remaja bukan?
Yang mana Moms mungkin merasa tertekan jika orangtua seringkali mengekang.
Maka dari itu, Evryanti menyarankan agar orangtua berkaca bagaimana Moms dan Dads berperilaku saat remaja.
"Cara perubahan yang terjadi kita mencoba memposisikan diri kita sebagai mereka. Kita ingat-ingat deh sebagai orangtua kita pas waktu remaja aku pengin diperlakukan seperti apa sih oleh orang lain," ungkap Evryanti.
Saat anak dikekang atau dilarang dalam hal apapun tak menutup kemungkinan mereka akan melakukan berbagai cara untuk mencoba melanggarnya, bahkan bisa saja anak mulai belajar berbohong dalam banyak hal.
Jadi, penerapan pola asuh mengasuh anak memasuki usia remaja berbeda-beda, Moms tidak bisa menerapkan pola asuh orangtua lain kepada anak, pola asuh yang baik disesuaikan dengan perilaku yang anak tunjukkan dalam kesehariannya.
"Jadi orangtua sebaiknya lebih melihat perubahan karakterikstik apa yang terjadi, supaya kita bisa menyikapinya lebih baik dan memberi pola asuh yang sesuai dengan karakter anak kita,"ungkap Evryanti.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR